Konferensi pers terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanPenyidik Polda Metro Jaya kini tengah mendalami dugaan adanya unsur perundungan atau bullying di balik aksi ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta.“Kami masih akan melakukan pendalaman terhadap anak berkonflik dengan hukum (ABH) tersebut,” ujar Dirreskrimum PMJ Kombes Iman Imanuddin saat Konferensi pers terkait ledakan SMA 72 di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Meski begitu, Iman belum memerinci lebih jauh soal dugaan bullying yang menyeret pelaku ledakan. Polisi disebut masih menunggu kondisi pelaku yang masih baru pulih.Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menjelaskan bahwa pelaku ledakan dikenal sebagai pribadi tertutup dan jarang berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Ia juga disebut memiliki ketertarikan terhadap konten kekerasan di berbagai platform.“ABH dikenal pribadi tertutup, jarang bergaul, tertarik pada konten kekerasan,” kata Asep di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Hal itu diperoleh setelah polisi memeriksa 16 saksi, termasuk orang tua, guru, dan teman sekolah pelaku.Konferensi pers terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanAsep menambahkan, pelaku telah ditetapkan sebagai anak yang berkonflik dengan hukum (ABH). Meski begitu, hasil penyelidikan awal menunjukkan tindakan itu dilakukan secara mandiri dan tidak berkaitan dengan jaringan teror.“Berdasarkan hasil lidik, sementara anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH diketahui seorang siswa aktif yang bertindak mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror,” kata Asep.Diketahui, total ada 96 orang menjadi korban dalam peristiwa ledakan tersebut. Mereka telah dievakuasi ke empat rumah sakit, yakni RSI Cempaka Putih, RS Polri Kramat Jati, RS Yarsi, dan RS Pertamina Jaya, untuk mendapatkan perawatan medis.