BULOG Terus Optimalkan Penyaluran Beras SPHP dengan Tetap Mengutamakan Kualitas

Wait 5 sec.

Tumpukan beras SPHP yang siap didistribusikan ke masyarakat. Foto: Dok. BULOGPerum BULOG terus berkomitmen untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga beras di tingkat konsumen. Hingga 10 November 2025, sepanjang tahun 2025 BULOG telah menyalurkan beras SPHP sebanyak lebih dari 603 ribu ton. Penyaluran beras SPHP dilakukan melalui 7 jenis outlet resmi penyaluran beras SPHP, yaitu pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, Pemerintah Daerah melalui outlet pangan binaan dan GPM (Gerakan Pangan Murah), BUMN melalui outlet BUMN, instansi pemerintah (TNI dan POLRI) melalui koperasi atau GPM, RPK (Rumah Pangan Kita) Perum BULOG, dan Ritel Modern. Pendekatan kolaborasi pentahelix ini memungkinkan BULOG mempercepat distribusi beras dari gudang sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia.Baru-baru ini, BULOG berkolaborasi dengan PT Pegadaian sebagai salah satu saluran resmi penjualan beras SPHP, yaitu melalui outlet BUMN. Kolaborasi ini dilakukan guna membantu masyarakat berpenghasilan rendah melalui kegiatan operasi pasar murah.Dalam program ini, Pegadaian memberikan kupon stimulus senilai Rp 40 ribu dan Rp 50 ribu yang dapat digunakan untuk membeli beras, minyak goreng, dan gula dengan harga yang lebih terjangkau. Penerima kupon juga otomatis terdaftar sebagai nasabah baru Pegadaian. Program kolaboratif ini telah digelar di wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat, akan diperluas ke berbagai daerah lain di Indonesia.Selain itu, BULOG tengah menyusun kolaborasi strategis dengan jajaran Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Indonesia. Kerja sama ini secara spesifik bertujuan untuk mengoptimalkan penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP), khususnya melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).Dalam implementasinya, penyaluran beras SPHP ke Lapas akan melibatkan INKOPASINDO atau Induk Koperasi Pemasyarakatan Indonesia sebagai mitra outlet resmi yang bertanggung jawab atas pendistribusian SPHP di lingkungan Lapas.Dibalik masifnya penyaluran tersebut, BULOG tidak mengesampingkan kualitas beras SPHP. Pemeliharaan beras di gudang BULOG dilakukan secara menyeluruh, mulai dari pemeriksaan awal saat beras masuk, hingga pengawasan rutin harian, mingguan, bulanan, hingga semester. Setiap gudang juga dijaga kebersihannya melalui sanitasi, spraying, dan fumigasi bila ditemukan indikasi hama atau penurunan mutu.Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, menyampaikan bahwa BULOG terus melakukan extra effort dalam menjaga kualitas beras selama penyimpanan hingga penyaluran ke masyarakat.“Dengan penyerapan produksi dalam negeri yang telah tembus lebih dari 3 juta ton, BULOG melakukan berbagai langkah penjaminan kualitas sebelum stok disalurkan. Kami pastikan beras yang diterima masyarakat adalah beras layak konsumsi dan sehat,” tegas Ahmad Rizal Ramdhani.Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani saat memeriksa kualitas beras SPHP. Foto: Dok. BULOGApabila terdapat tanda-tanda penurunan kualitas, BULOG segera melakukan tindakan cepat seperti pemisahan, reprocessing (pengolahan ulang), atau pemilahan menggunakan mesin modern, sehingga hanya beras yang memenuhi standar yang akan disalurkan ke masyarakat.Selain itu, BULOG menerapkan prinsip FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out) dalam sistem pergudangan agar sirkulasi stok berjalan optimal dan tidak menumpuk di satu lokasi.Sebelum beras SPHP disalurkan ke pasar atau dijual kepada masyarakat, BULOG selalu melakukan pengecekan ulang terhadap kualitas beras tersebut yang meliputi pengecekan secara kualitatif dan kuantitatif. Langkah ini dilakukan untuk memastikan hanya beras layak konsumsi dan sesuai standar mutu pemerintah yang dapat diterima oleh masyarakat.“Prinsip kami jelas, negara harus memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. BULOG menjaga kualitas beras dengan pemeliharaan ketat, memastikan hanya beras yang layak konsumsi disalurkan. Kami berkomitmen penuh menjaga kualitas beras, menjaga nama baik negara, dan memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia,” tutup Ahmad Rizal Ramdhani.Sebagai upaya menjaga kualitas komoditi yang dikelola dengan jangka waktu yang lebih panjang, di tahun 2026 BULOG berencana untuk menerapkan penyimpanan dengan metode Cocoon, yaitu teknik penyimpanan beras menggunakan sungkup plastik kedap udara. Dengan teknik mengontrol kadar karbondioksida dan meminimalkan oksigen, dapat menghambat pertumbuhan hama tanpa menggunakan pestisida kimiawi.Dengan sistem pengawasan yang ketat, kolaborasi lintas sektor, serta dukungan penuh pemerintah, BULOG memastikan stok beras nasional tetap aman, berkualitas, dan siap disalurkan kapan pun diperlukan untuk menjaga stabilitas pangan di seluruh Indonesia.