Apa yang Diincar Trump dari Pertemuan dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa?

Wait 5 sec.

Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih, Senin (10/11) Foto: X/@syrianmofaexPresiden Suriah Ahmad al-Sharaa menjadi pemimpin pertama yang menginjakkan kaki di Gedung Putih, AS dalam setidaknya 80 tahun terakhir. Hubungan AS dan Suriah pun memasuki tahap stabilisasi usai lengsernya Bashar al-Assad dalam pemberontakan yang dipimpin Sharaa akhir tahun lalu.Dikutip dari Al Jazeera, Selasa (11/11), Suriah mengincar pencabutan penuh sanksi yang diatur dalam Undang-undang Caesar 2019. Meski, AS melalui Kementerian Keuangan baru menangguhkan sanksi selama 180 hari atau 3 bulan ke depan.Sementara, Trump ingin Suriah bergabung pada koalisi yang dipimpin AS untuk melawan ISIS. Koalisi itu terdiri dari 89 negara di seluruh dunia, termasuk belasan negara Arab. Suriah akan menjadi negara anggota ke-90 jika resmi bergabung dan akan menandakan integrasi kawasan di bawah pemerintahan yang dipimpin Sharaa.Selain mengincar koalisi melawan ISIS, Trump juga disebut mengincar perluasan Perjanjian Abraham (Abraham Accord). Perjanjian itu diinisiasi Trump di masa jabatan pertama pemerintahannya, dengan tujuan menormalisasi hubungan antara negara Arab dan Israel. Trump ingin supaya Suriah juga bergabung dengan Perjanjian Abraham.Ini kembali menunjukkan upaya Trump sebagai pendamai di Timur Tengah. Menurut peneliti Atlantic Council, Thomas Warrick, AS punya tiga prioritas utama untuk Suriah.Presiden Suriah Ahmed Al-Sharaa dan Presiden AS Donald Trump didampingi Melania bertemu di sela Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Selasa (23/9/2025). Foto: X/ @SyPresidency"Salah satunya adalah kerja sama kontra terorisme untuk memastikan ISIS tidak lagi berkuasa di Suriah atau Irak. Yang kedua adalah mengurangi pengaruh Iran di urusan dalam negeri Suriah. Dan yang ketiga adalah memperbaiki hubungan Suriah dan Israel, termasuk -- meski tidak akan terjadi dalam waktu dekat -- Suriah bergabung dengan Perjanjian Abraham," kata Warrick.Hubungan Suriah dan Israel hingga saat ini masih rapuh. Israel juga masih terus menyerang Suriah dan menempatkan pasukannya di sejumlah wilayah, salah satunya di Dataran Tinggi Golan.Saat bertemu di KTT Dewan Kerja Sama Teluk di Riyadh pada Mei lalu, Trump dilaporkan meminta Sharaa menormalisasi hubungan Suriah dengan Israel lewat Perjanjian Abraham. Israel kemudian memberikan komentar, menyatakan membuka pintu damai dengan Suriah.Suriah saat itu menyebut perdamaian dengan Israel masih prematur. Namun, Trump kembali menekan Suriah untuk segera menormalisasi hubungan dengan Israel.Menurut Warrick, ada kemungkinan Suriah akan menandatangani Perjanjian Abraham demi mendapatkan kedaulatan penuh atas wilayah Suriah yang diduduki pasukan Israel."Terkait Perjanjian Abraham, Sharaa telah jelas memutuskan akan bekerja sama secara diplomatis untuk melibatkan Israel dan AS sebagai cara bagi Suriah untuk mendapatkan kedaulatan penuh atas wilayah Suriah yang saat ini ditempati pasukan Israel," lanjut Warrick.