Ilustrasi anak kecil laki-laki menjadi korban pelecehan. Foto: Ann in the uk/ShutterstockSebuah video aksi tak senonoh yang melibatkan dua bocah di Cakung, Jakarta Timur, beredar di media sosial. Pihak keluarga telah sepakat menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.Keduanya diketahui saudara dekat. Namun, pihak keluarga menyebut ada unsur paksaan yang dilakukan oleh bocah yang usianya lebih tua (10 tahun dan 7 tahun).Sang ibu dari bocah yang lebih besar itu menceritakan kejadian itu terjadi sekitar satu pekan lalu. Ia menyebut, kedua bocah itu sedang main hujan-hujanan.“Saya kaget, pas tengah hari bolong kali ya. Lagi azan disuruh sekolah, dia keluar main. Mandi hujan, pas itu mainnya di rumah kosong itu,” kata sang ibu saat ditemui kumparan di rumahnya, Rabu (12/11)Sore harinya, sang ibu mendapatkan laporan dari pengurus RT terkait video aksi tak senonoh yang dilakukan anaknya. “Ngasih tahunya sore, anaknya lagi nggak di rumah. Saya panggil, saya cariin. Kata dia, ‘enggak saya cuma mandi hujan doang’,” tuturnya.Dua keluarga tersebut juga menyebut bahwa kejadian ini baru terjadi pertama kali.Kesaksian dari Dua KeluargaIbu bocah yang lebih kecil menyebutkan bahwa sejak awal, ia memilih untuk tidak melaporkan kejadian ini ke polisi karena masih menganggap sebagai bagian dari keluarga."Aku masih ngehargain dia saudaraku. Kemarin kan suamiku juga pulang, aku bilang mau negur enggak. Kata dia, enggak usah, daripada buang-buang energi. Takutnya ribut," kata ibu bocah itu.Meski demikian, setelah video tersebut viral dan polisi sempat datang, ibu bocah itu menyampaikan keinginannya agar keluarga dari bocah yang berusia lebih besar itu bisa pindah dari lingkungan mereka."Aku enggak mau nuntut, kalau sampai viral banget sampai polisi datang lagi ya, gue enggak mau nuntut dia apa-apa, cuman gue mau nuntutnya udah deh, iya mendingan dia suruh pindah aja deh gitu loh. Gue maunya begitu aja biar gua tenang gitu," jelasnya.Seorang tetangga menceritakan bahwa bocah yang lebih kecil tersebut diduga dipaksa untuk melakukan tindakan tersebut. Sang ibu pun membenarkan."Pokoknya intinya dia dipaksa. Dipaksa katanya, 'Aku dipaksa,' gitu,” kata dia.“Dia mah dipaksa ya dilakuin. Dia anaknya manut aja soalnya ini,” ucap sang ibu.Setelah kejadian itu, sang ibu mengaku bahwa anaknya menjadi trauma dan lebih sering diam. Terutama, ketika sedang diungkit soal masalah tersebut.“Ya dia mah biasa-biasa aja sih. Cuma kayak trauma juga. Dia kayak diajak ngomong ngungkit-ngungkit lagi, dia jadi kayak diam,” katanya.Sementara itu, ibu dari sang bocah yang usianya lebih besar mengaku kaget dan lemas saat pertama kali melihat video tersebut dari tetangga. Ia juga membenarkan bahwa polisi sempat mendatangi rumahnya.Terkait upaya penyelesaian, ibu bocah yang lebih dewasa juga menyebutkan bahwa kasus ini diarahkan untuk diselesaikan secara kekeluargaan."Enggak ada, maksudnya ya kekeluargaan aja gitu," ungkapnya.Ia juga mengaku telah menasihati anaknya dengan keras.“Ya, itu, saya bilangin anak saya, udah, itu kan barang kamu satu-satunya, enggak boleh begitu, itu kalau ketahuan polisi itu nggak boleh, kamu langsung ketangkap di penjara loh. Enggak boleh lagi-lagi kamu berani-beraninya begitu sama anak kecil,” tutur sang ibu.“Anaknya juga sampai nangis. Iya ma, enggak lagi-lagi ma,” lanjutnya.Sang ibu juga mengaku bahwa anaknya merupakan anak yang pendiam dan tidak banyak tingkah. Namun, memang anak tersebut sering main warnet dan bergaul dengan anak-anak yang berusia di atasnya.“Anaknya mah pendiam. Main-main aja, ya pendiam. Dia kadang main warnet juga. Main game cuma kadang mainnya juga sama yang gede-gede yang udah kelas 1 SMP,” katanya.Keterangan Pengurus RT SetempatSeorang pengurus RT yang terlibat dalam penanganan awal kasus ini menegaskan bahwa kasus tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.“Kasus ini sudah selesai. Sudah ada tindakan langsung. Ketika video itu kita sudah terima, itu sudah saya tindak langsung karena memang saya yang kenal dengan anak-anak tersebut. Sudah saya pertemukan keluarganya dan itu sudah selesai, gitu,” jelas pengurus RT.Ia juga mengaku telah berkonsultasi dengan beberapa pihak, salah satunya juga adalah pihak perlindungan anak.“Dan saya juga sudah ada konsultasi memang ke pihak perlindungan anak, MUI juga ada anggota dari sana, dan memang yang saya hindari adalah kejadian ini,” lanjutnya.Kapolsek Cakung, Kompol Widodo dihubungi terpisah, mengatakan kasus itu sudah ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Metro Jakarta Timur. "PPA Polres yang menangani," kata dia melalui pesan singkat pada Rabu (12/11).Polisi juga sudah mendatangi lokasi dan meminta keterangan dari kedua keluarga. Kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan.Sebelumnya, aksi tak senonoh dilakukan oleh dua anak laki-laki di halaman sebuah rumah dan kondisi sedang hujan. Kemudian, salah seorang anak yang mengenakan pakaian hitam dengan usia lebih besar, diduga membuka celananya dan alat kemaluannya dipegangi anak yang berpakaian biru yang usianya lebih muda.