Terungkapnya Kasus Ledakan SMAN 72 Jakarta dari Penyelidikan Polisi

Wait 5 sec.

Konferensi pers terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanPada Selasa (11/11), polisi menggelar konferensi pers di Polda Metro Jaya untuk menyampaikan perkembangan kasus ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta. Hasil penyelidikan mulai dari detik-detik ledakan hingga jenis bom diungkap polisi.Hasil penyelidikan menunjukkan pelaku bertindak mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror. Polisi juga menemukan bahwa pelaku diduga terinspirasi dari berbagai kasus kekerasan di luar negeri setelah bergabung dalam komunitas daring berisi konten ekstrem. Berikut rangkumannya.Terduga Pelaku Ditetapkan sebagai TersangkaKapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, mengumumkan bahwa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta ditetapkan sebagai anak yang berkonflik dengan hukum (ABH). Status tersebut menandakan pelaku resmi menjadi tersangka dalam kasus ini."Berdasarkan hasil lidik, sementara anak yang berkonflik dengan hukum atau ABH diketahui seorang siswa aktif yang bertindak mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror," kata Asep di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Dalam penyelidikan, polisi memeriksa total 16 saksi, termasuk guru, siswa, dan keluarga pelaku. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan kronologi dan peran setiap pihak dalam insiden yang terjadi di lingkungan sekolah itu."Karena sebagaimana kita ketahui baik itu korban dan anak yang berkonflik dengan hukum itu berkaitan dengan hak anak maka kami bersama dengan KPAI untuk menjamin bahwa proses penegakan hukum benar-benar memperhatikan hak anak tersebut," ucap Kombes Iman Imanuddin.Polisi: Pelaku Dikenal Jarang Bergaul, Tertarik Konten KekerasanKapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri, mengungkapkan bahwa pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta dikenal sebagai pribadi tertutup dan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Polisi juga menemukan bahwa pelaku memiliki ketertarikan terhadap konten kekerasan di berbagai platform daring."ABH (anak berkonflik dengan hukum) dikenal pribadi tertutup, jarang bergaul, tertarik pada konten kekerasan," kata Asep di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Kapolda Metro Jaya Brigjen Asep Edi di Rumah Sakit Cempaka Putih. Jakarta Timur. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanKesimpulan itu diperoleh setelah polisi memeriksa 16 saksi yang terdiri dari orang tua, guru, dan rekan sekolah pelaku. Pemeriksaan dilakukan untuk memahami latar belakang dan perilaku pelaku sebelum insiden terjadi."Kami memeriksa 16 saksi terdiri dari korban baik guru dan siswa termasuk ABH dan keluarga ABH," ucap Asep.Polisi: Bom yang Diledakkan di Berkekuatan RendahDansatbrimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol Henik Maryanto, menyebut pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta menyiapkan tujuh bom, namun hanya empat yang berhasil diledakkan. Bom tersebut dibuat dengan bahan sederhana seperti jeriken plastik dan baterai berdaya 6 volt."Kita mendapatkan bahan peledak yang memiliki bahan peledak dengan kekuatan rendah atau low explosive," kata Henik di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Henik menjelaskan, bom di masjid dikendalikan dengan remot, sementara bom di area bank sampah menggunakan sumbu api. Polisi menemukan empat bom di lokasi itu, dua di antaranya telah meledak dan dua lainnya masih aktif."Dapat kami simpulkan aktivasi bom memakai sumbu api. Dan di taman baca ditemukan bom masih aktif, dan di bank sampah ada dua sudah meledak dan masih aktif sudah kita amankan," ujarnya.Deretan Barang Bukti Ledakan di SMAN 72: Pistol Mainan hingga Tas HijauPolisi menampilkan sejumlah barang bukti terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11). Barang-barang tersebut diduga digunakan pelaku untuk menyiapkan bom yang menyebabkan puluhan korban luka.Dari pantauan kumparan, terlihat barang bukti tersebut antara lain tas berwarna biru yang diduga dipakai oleh pelaku untuk menyimpan bom, pistol mainan yang terdapat sejumlah coretan, tas berwarna hijau, hingga tas berwarna merah yang sudah dalam kondisi hancur.Barang bukti yang ditampilkan polisi terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta saat sesi konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanBarang bukti itu turut memperkuat penyelidikan terhadap pelaku yang sebelumnya disebut sebagai pribadi tertutup dan tertarik pada konten kekerasan. Polisi memastikan seluruh barang bukti telah diamankan untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut."ABH (anak berkonflik dengan hukum) dikenal pribadi tertutup jarang bergaul tertarik pada konten kekerasan," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri.Ortu Korban Ledakan SMAN 72 Khawatir Masa Depan Anak: Pengobatan Bisa 2 TahunLH (16), siswa kelas X SMAN 72 Jakarta, menjadi korban terparah dalam peristiwa ledakan di sekolahnya. Ia menderita luka bakar dan gangguan pendengaran, serta masih dirawat intensif di ICU RSI Cempaka Putih."Karena ini masalah anak saya lukanya itu sangat-sangat parah dan tidak mungkin dalam kondisi satu tahun atau bisa dua tahun itu baru sembuh," kata ayah LH, Andri, saat ditemui di RSI Cempaka Putih, Selasa (11/11).Rekaman CCTV pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta membawa tas jinjing. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanAndri juga mengaku cemas terhadap masa depan dan biaya perawatan anaknya. Ia khawatir cita-cita anaknya terhenti karena lamanya proses pemulihan, sementara belum ada kepastian dari pemerintah terkait dukungan biaya.“Pokoknya semua korban di rumah sakit mana saja akan ditanggung oleh Pemerintah DKI sampai dengan selesai,” kata Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung.Pelaku Sebar Bom di 3 Titik: Masjid, Taman Baca, Bank SampahPolda Metro Jaya mengungkap pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta menyiapkan tujuh bom yang disebar di tiga titik sekolah: masjid, taman baca, dan bank sampah. Akibat insiden ini, 96 orang mengalami luka berat maupun ringan.Dansat Brimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol Henik Maryanto, menjelaskan dua ledakan terjadi di area masjid. Di sana ditemukan dua kawah bekas ledakan, serpihan plastik, paku baja, potongan tas, serta komponen listrik seperti baterai dan switch rocker.Kondisi masjid usai ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Foto: Dok. Istimewa“Dari langkah-langkah tersebut, kami mendapatkan ada dua TKP peledakan, dua peledakan bom yang pertama yaitu di masjid di lingkungan SMAN 72 (taman baca dan bank sampah),” katanya.Selain itu, di taman baca ditemukan bom rakitan aktif berisi casing kaleng minuman dan sumbu bakar, lengkap dengan remot yang diduga digunakan untuk meledakkan bom di masjid. Sementara di bank sampah ditemukan empat bom pipa logam, dua di antaranya meledak tidak sempurna, dan dua lainnya masih aktif.“Di TKP pertama, dua bom sudah meledak dengan aktivasi receiver yang dikendalikan dengan remot kontrol. Di TKP kedua ditemukan empat bom sumbu bakar, dua sudah meledak tidak sempurna, dua masih aktif. Dan satu bom di taman baca juga masih aktif,” tandas Henik.Total tujuh bom ditemukan di lingkungan sekolah, empat sudah meledak dan tiga masih aktif.Kronologi Ledakan: Sempat Bertegur Sapa dengan Guru, Ledakan Diawali Cahaya MerahRekaman CCTV menunjukkan rangkaian tindakan pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta pada Jumat (7/11), mulai saat tiba di sekolah hingga terjadinya ledakan di masjid.Pukul 06.28 WIB, pelaku tampak memasuki gerbang sekolah mengenakan seragam lengkap dan menggendong tas merah. Ia melintas di area ruang seni menuju koridor kepala sekolah, berpapasan dengan seorang guru. “Ini yang kami duga adalah guru dari sekolah tersebut. Masih bertegur sapa,” kata Dirressiber Polda Metro Jaya Kombes Roberto GM Pasaribu.Personel Gegana Brimob Polda Metro Jaya melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di dalam Masjid SMAN 72 Jakarta, Jumat (7/11/2025). Foto: Willy Kurniawan/ReutersMenjelang pukul 11.43 WIB, pelaku terlihat berjalan menuju masjid tanpa alas kaki, membawa tas merah di punggungnya. Ia sempat memantau keadaan di sekitar masjid sebelum masuk melalui pintu depan. Beberapa menit kemudian, pelaku muncul kembali dengan pakaian berganti dan menenteng senjata mainan serta diduga remot pemicu ledakan.Pada pukul 12.02.51 WIB, ledakan terjadi di dalam masjid. “Terlihat cahaya warna merah keluar dari dalam masjid disertai ledakan dan mengeluarkan asap berwarna putih,” ujar Roberto. Tak lama kemudian, pelaku berlari menjauh dan para siswa berhamburan meninggalkan area sekolah. Akibat peristiwa itu, total 96 orang menjadi korban dan telah dievakuasi ke empat rumah sakit untuk perawatan medis.Pelaku Siapkan Bom di Tas dan Sempat Menyapa GuruRekaman CCTV mengungkap detik-detik pelaku membawa bom ke SMAN 72 Jakarta sebelum ledakan terjadi. Dalam rekaman, siswa yang menjadi pelaku tampak masuk ke area sekolah dengan dua tas di tangan.Dirsiber Polda Metro Jaya Kombes Pol Roberto Gomgom menjelaskan, pelaku datang menggunakan seragam sekolah sambil menggendong tas merah dan menenteng tas biru. “Anak yang berkonflik dengan hukum atau dengan anak memasuki gerbang sekolah SMA 72 Jakarta menggunakan seragam sekolah dengan menggendong tas punggung warna merah dan menenteng tas warna biru pada tangan kirinya,” kata Roberto dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Setelah itu, pelaku terekam melintas di ruang seni menuju koridor kepala sekolah. Dalam perjalanan, ia terlihat sempat berpapasan dengan seorang guru.Polisi masih menyelidiki motif pelaku serta asal bahan peledak yang digunakan. Hasil penyelidikan awal menunjukkan pelaku bertindak mandiri dan tidak terhubung dengan jaringan teror. Akibat ledakan tersebut, sebanyak 96 orang menjadi korban dan telah dibawa ke empat rumah sakit untuk perawatan.Densus 88: Pelaku Merasa Tertindas dan Punya DendamDensus 88 Antiteror Polri mengungkap motif di balik aksi pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara. Pelaku disebut merasa tertindas, kesepian, dan menyimpan dendam atas perlakuan yang dialaminya.Senapan yang ditemukan usai ledakan di masjid di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (7/11/2025). Foto: Dok. IstimewaDirektur Kontra Naratif Direktorat Pencegahan Densus 88 AKBP Mayndra Eka Wardhana menjelaskan, perasaan tertekan membuat pelaku mencari konten kekerasan di internet. “Sejak awal tahun, yang bersangkutan sudah mulai melakukan pencarian di internet ketika, seperti disebutkan Pak Dirkrimum, merasa tertindas, merasa kesepian, tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa,” ujar Mayndra dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Pelaku kemudian bergabung dalam komunitas daring yang mengagumi kekerasan. Di sana, ia mempelajari berbagai tindakan ekstrem dan berinteraksi dengan anggota komunitas yang kerap mengapresiasi aksi brutal sebagai hal heroik. “Di situ yang menginspirasi yang bersangkutan, karena ia mengikuti sebuah komunitas media sosial yang bisa dikatakan sangat mengagumi kekerasan,” jelas Mayndra.Menurutnya, pelaku termotivasi oleh lingkungan komunitas tersebut yang memuja kekerasan dan kejahatan.“Motivasi lain, ketika beberapa pelaku melakukan tindakan kekerasan lalu mengunggahnya ke media tersebut, komunitas itu mengapresiasi sebagai sesuatu yang heroik,” imbuhnya. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ledakan, namun 96 orang dilaporkan mengalami luka-luka.Polisi Dalami Asal Bahan Peledak Milik Pelaku Polda Metro Jaya masih menelusuri asal bahan peledak yang digunakan dalam peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara. Pelaku yang juga siswa sekolah tersebut belum dapat dimintai keterangan karena masih menjalani perawatan intensif.Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Iman Imanuddin mengatakan, penyidik masih menunggu kondisi pelaku membaik untuk bisa menjelaskan sumber bahan peledak yang digunakan. “Kemudian ada pertanyaan dari mana sumbernya atau bagaimana ABH ini memperoleh barang-barang tersebut. Hal ini kami masih menunggu dari ABH tersebut,” ujar Iman saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Selasa (11/11).Barang bukti yang ditampilkan polisi terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta saat sesi konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanPelaku diketahui mengalami luka akibat ledakan kedua yang dibuatnya. “Karena sampai saat ini yang bersangkutan masih perawatan. Sudah dilakukan satu kali operasi tindakan medis terhadap yang bersangkutan dan saat ini masih menjalani operasi yang kedua,” kata Iman.Polisi telah menetapkan pelaku sebagai anak yang berkonflik dengan hukum (ABH). Berdasarkan penyelidikan awal, aksinya dilakukan secara mandiri tanpa keterkaitan dengan jaringan teror. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun 96 orang mengalami luka dan kini dirawat di empat rumah sakit berbeda.Polisi Ungkap Bom Dikendalikan Lewat RemotPolisi menemukan fakta baru terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta. Ledakan terjadi di dua lokasi, yakni taman baca dan masjid sekolah, dengan dua bom yang meledak di dalam masjid. Hasil olah TKP menunjukkan adanya dua kawah ledak (crater) serta serpihan paku yang tersebar di sekitar lokasi.“Perlu kami sampaikan kepada rekan-rekan media, di sana ada dua crater artinya ada dua kawah ledak yang kami temukan di TKP. Berarti kemungkinan diduga memang ada dua bom yang diledakkan di dalam masjid,” ujar Dansatbrimob Polda Metro Jaya, Kombes Pol Henik Maryanto.Dari temuan petugas, bom tersebut menggunakan empat baterai 6 volt dan diduga dikendalikan dengan remot. Casing bom terbuat dari jeriken plastik berukuran satu liter, sementara paku digunakan sebagai proyektil yang memperparah luka korban.“Switching-nya menggunakan receiver yang dikendalikan dengan remot,” kata Henik.“Namun, remot tidak kita temukan di dalam masjid. Kemudian, casingnya itu jeriken plastik satu liter, dan kemudian shrapnelnya paku,” lanjutnya.Bom Kedua Dipicu Sumbu, Lukai Kepala PelakuPolisi menemukan fakta baru bahwa total ada tujuh bom yang disiapkan pelaku dalam kasus ledakan di SMAN 72 Jakarta. Dari jumlah itu, empat bom berhasil meledak di dua titik, yakni di area bank sampah dekat taman baca dan di masjid sekolah.“Kami temukan di sana, untuk powernya adalah sumber api, inisiatornya itu sumbu bakar, firework. Jadi kalau tidak dibakar ya bom itu tidak meledak. Namun yang dua itu dibakar oleh terduga pelaku. Kemudian explosifnya sama, menggunakan potassium chloride,” ujar Dansatbrimob Polda Metro Jaya, Kombes Henik Maryanto.Barang bukti yang ditampilkan polisi terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta saat sesi konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanHenik menjelaskan, tiga bom lain yang belum meledak terbuat dari kaleng minuman soda dengan bahan peledak potassium chloride. Berbeda dengan bom di masjid yang dikendalikan memakai remot, bom di taman baca dipicu dengan sumbu.“Yang bersangkutan meledakkan itu di bagian kepalanya kami masih melakukan pendalaman karena kami saat ini sedang mengedepankan pemulihan baik itu kesehatan maupun psikologis yang bersangkutan,” kata Henik.Pelaku Terinspirasi Kasus Penembakan di Luar NegeriPolisi mengungkap bahwa pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta sempat bergabung di komunitas daring berisi konten kekerasan. Dari sana, ia diduga terinspirasi sejumlah kasus penembakan di luar negeri. Hal ini diungkapkan oleh Jubir Densus 88 Antiteror Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.“Dari awal tahun yang bersangkutan sudah mulai melakukan pencarian-pencarian, perasaan merasa tertindas, kesepian, tidak tahu harus menyampaikan kepada siapa. Lalu yang bersangkutan juga memiliki motivasi dendam terhadap beberapa perlakuan terhadap dirinya,” ujar Mayndra.Ia menjelaskan, pelaku kerap menelusuri situs ekstrem berisi konten kematian, kekerasan, hingga tragedi brutal. Polisi mendapati pelaku mengidolakan pelaku penembakan seperti Erick Harris dan Dylan Klebold (Columbine, 1999), Dylann Roof (Charleston, 2015), serta Alexandre Bissonnette (Quebec, 2017).“Artinya mengapa mix banyak sekali ideologi di sini, akan tetapi tidak ada satu ideologi yang konsisten diikuti, di sini, menunjukkan bahwa hanya sekadar inspirasi,” kata Mayndra.