Situasi SMAN 72 Jakarta yang menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan materi trauma healing pada hari kedua, Selasa (11/11/2025). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)JAKARTA – Pembatasan game online yang diusulkan Presiden Prabowo Subianto dianggap tidak serta merta mencegah tindak kekerasan di sekolah.Presiden Prabowo meminta diberlakukan pembatasan gim daring yang sarat kekerasan, seperti PlayerUnknown’s Battlegrounds atau PUBG, seperti disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi."Beliau (Prabowo) tadi menyampaikan bahwa kita juga masih harus berpikir untuk membatasi dan mencoba mencari jalan keluar terhadap pengaruh-pengaruh dari game online," kata Prasetyo."Karena, tidak menutup kemungkinan, game online ini ada beberapa hal di situ, ada hal-hal yang kurang baik, yang mungkin itu bisa memengaruhi generasi kita ke depan," tuturnya.Pernyataan tersebut sebagai respons dari peristiwa ledakan di SMA Negeri 2 Jakarta akhir pekan lalu. Namun pengamat pendidikan Ina Liem menilai gim daring memang bisa memengaruhi kepribadian anak, namun tidak bisa dijadikan kambing hitam utama atas perilaku kekerasan.Ilustrasi gim PUBG. (ANTARA/PUBG)Setidaknya sepekan terakhir ini masyarakat dijejali kabar ledakan di SMAN 72 Jakarta, yang terjadi saat salat Jumat. Yang menjadi perhatian, terduga pelaku adalah seorang siswa berusia 17 tahun.Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa motif yang melatarbelakangi tindakan kekerasan tersebut. Sempat beredar kabar ia adalah korban bullying atau perundungan. Sementara desas-desus lainnya menduga ia masuk dalam daftar jaringan teroris.Kagum pada Bentuk KekerasanSetelah selama hampir sepekan sejak kejadian, Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Densus 88 Antiteror Polri Ajun Komisaris Besar Mayndra Eka Wardhana mengatakan, tidak ditemukan aktivitas terorisme yang dilakukan oleh pelaku, ABH. Ia menegaskan ini adalah murni tindakan kriminalitas umum.Berdasarkan hasil penelusuran Densus 88, sejak awal 2025 ABH sudah mulai mencari konten yang mengandung unsur kekerasan. Ia juga melihat berbagai situs yang menggambarkan bagaimana orang-orang itu mneinggal atau mengalami kecelakaan, kekerasan secara keji dengan berbagai tingkatannya.Tidak berhenti sampai di situ. ABH juga diketahui bergabung dengan komunitas media sosial yang mengagumi segala bentuk kekerasan.Seusai peristiwa ledakan tersebut, ditemukan senjata, yang setelah dikonfirmasi ternyata adalah senjata mainan. ABH diduga terinspirasi dari beberapa figur yang sebelumnya sudah melakukan aksi kekerasan di berbagai tempat.Dua senjata api yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) di SMA Negeri 72, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Jumat (7/11/2025). (ANTARA/HO-Humas Polda Metro Jaya)Di antaranya adalah Eric Harris dan Dylan Klebold, yang merupakan aktor penembakan di Columbine High School pada 1999 di Colorado, Amerika Serikat. Ada juga Dylann Roof Charleston yang menjadi pelaku penembakan di sebuah gereja di AS pada 2015. Lalu dalam senjata mainan yang ditemukan di TKP juga tercantum nama Alexandre Bissonnette, yang merupakan pelaku serangan di masjid di Kanada pada 2017.Berdasarkan pemeriksaan tersebut, muncullah gagasan Presiden Prabowo untuk membatasi gim daring yang berisi kekerasan demi mencegah kejadian serupa.Mau tidak mau, suka tidak suka, gadget alias gawai tak bisa benar-benar dipisahkan dari anak. Walau berbagai penelitian menyebut gawai memiliki dampak negatif pada anak, kenyataannya anak membutuhkan gawai di sejumlah kegiatan, termasuk dalam penyelesaian tugas sekolah.Direktur Del Monte Institute for Neuroscience di University of Rochester, John Foxe, dalam Journal of Behavior Addictions edisi Desember 2024 mengatakan, orang tua harus peduli pada aktivitas gawai anak-anak mereka. Karena, penggunaan gawai yang berlebihan, terutama untuk bermain gim, bisa memicu kecanduan.Dalam risetnya, ia mengamati data yang dikumpulkan dari 6.143 pengguna gim video berusia 10-15 tahun selama empat tahun. Hasilnya, kecanduan gim video bisa memengaruhi aktivitas otak lebih rendah di area yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pemrosesan hadiah atau penghargaan.Kecanduan anak pada layar atau gim video, kata Foxe, dipengaruhi orang tua yang longgar dalam mengatur screen time anak di rumah. Belakangan, bahkan banyak orang tua mulai menjadikan menonton gawai sebagai hadiah agar anak lebih tenang, utamanya di akhir pekan.Tak Bisa Jadi Kambing HitamPengamat pendidikan Ina Liem tak menampik pengaruh gim daring terhadap anak. Namun, ia menegaskan gim daring tidak bisa dijadikan kambing hitam utama atas perilaku kekerasan pada anak.Menurut pandangannya, anak-anak bermain gim sebagai pelarian, kompetisi, atau ruang untuk diterima. Hal ini justru menjadi indikasi adanya kebutuhan psikologis yang belum terpenuhi di dunia nyata.“Kalau lingkungan sekolah tidak aman, tidak inklusif, atau penuh tekanan, mereka akan mencari ruang alternatif, dan gim menjadi salah satunya," ujar Ina Liem.Ia menambahkan, akar masalah kekerasan pada anak bukan semata terletak pada gim daring. Menurutnya, kurangnya pengawasan, komunikasi, dan dukungan sosial di sekitar anak justru bisa menjadi penyebab. Jadi, seketat apa pun peraturan gim dibuat, anak akan berpindah ke bentuk pelarian lain jika faktor-faktor tersebut tidak dibenahi.Alexandre Bissonnette, merupakan pelaku serangan di masjid di Kanada pada 2017. (Facebook)"Yang lebih mendesak adalah memastikan Satgas Pencegahan Kekerasan di sekolah benar-benar aktif, dan setiap anak punya orang dewasa yang bisa dipercaya untuk bicara. Kalau itu tidak ada, anak akan mencari pelampiasan di tempat lain," tegasnya.Pengamat pendidikan dan anak Retno Listyarti sepakat bahwa berbagai tontonan yang berisi kekerasan memang berpotensi memengaruhi anak mengulang tindakan serupa. Namun, ia menegaskan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya.Retno menyoroti pola pengasuhan di lingkungan sekolah yang belum berjalan dengan baik, sehingga mengakibatkan kekerasan anak yang berulang. Ia pun meminta pemerintah serius membenahi pola pengasuhan di sekolah, tak sekadar membatasi akses gim bermuatan kekerasan seperti tembak-menembak."Tanpa disertai perubahan pola pengasuhan, termasuk di lingkungan pendidikan, maka tidak akan terselesaikan juga," tandas Retno.