Toyota Alphard di GIIAS 2025. Foto: Fitra Andrianto/kumparanPasar otomotif nasional menunjukkan pertumbuhan pada bulan Oktober kemarin. Dibanding September, untuk penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) maupun retail (dari diler ke konsumen) sama-sama mengalami ekspansi.Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, catatan wholesales selama Oktober jumlahnya 74.019 unit atau meningkat 19,2 persen dibanding September yang perolehannya mencapai 62.077 unit.Sedangkan untuk retail naik 17,2 persen, pada bulan lalu penyalurannya mencapai 74.720 unit alias selisih 10.968 unit dibanding bulan ke-9 dengan total 63.752 unit. Namun figurnya agak berbeda jika disandingkan secara year-to-year (YoY).Pengiriman ke diler bulan Oktober 2024 justru masih sedikit lebih banyak yakni 77.404 unit, beda 3.385 unit dengan periode bulan kemarin tahun ini yang rangkum 74.019 unit atau melandai 4,4 persen.Suasana pameran otomotif GIIAS Surabaya 2025 di Grand City Convex, Surabaya, Rabu (27/5/2025). Foto: Sena Pratama/kumparanLebih lanjut, pengiriman langsung ke konsumen YoY bulan Oktober kemarin terlihat merangkak naik 1,4 persen dengan raihan 74.720 unit, selisih 1.055 unit dengan Oktober 2024 yang jumlahnya 73.665 unit.Akumulasi penjualan kendaraan baru roda empat atau lebih secara wholesales dari Januari hingga Oktober tahun ini telah mendulang angka 633.844 unit. Sementara retail jumlahnya 660.659 unit, keduanya sama-sama turun dibanding periode serupa tahun lalu.Baik wholesales dan retail selama 10 bulan berjalan tahun 2024 kompak mencetak angka lebih dari 700 ribu unit. Masing-masing 711.064 unit ke diler dan 731.113 unit ke konsumen langsung, selisihnya mencapai 75.220 unit dan 70.454 unit.Pengamat otomotif sekaligus akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu sempat mengutarakan bahwa periode setelah bulan September biasanya disebut sebagai fase realitas industri otomotif nasional.Suasana pameran IIMS 2025. Foto: Dyandra“September seringkali menjadi bulan yang lebih lambat setelah euforia pameran mereda. Situasi sekarang lebih tepat dinyatakan sebagai pasar sedang memasuki fase realitas setelah periode euforia Agustus (pameran otomotif nasional)," katanya kepada kumparan.Yannes bilang, hal tersebut merupakan pola yang cukup lumrah pada kalender industri otomotif nasional. Namun, ia tak menampik bahwa saat ini pasar otomotif Indonesia berada di tengah tantangan berat sepanjang tahun 2025. Utamanya karena melemahnya daya beli."Tekanan berat sepanjang tahun 2025 ini akibat pelemahan daya beli masyarakat, akibat kondisi ekonomi yang menantang menjadi faktor utama yang menekan penjualan barang-barang berharga mahal seperti mobil,” imbuhnya.