Kecelakaan akibat jalan beda tinggi membuat korban meninggal dunia di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Rabu (12/11/2025). Foto: Dok. IstimewaSebuah ruas Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, memiliki kondisi yang membahayakan. Antara satu lajur dengan lajur lainnya tidak rata alias beda tinggi.Diduga, jalan ini menjadi biang kerok sejumlah kecelakaan di jalan itu. Banyak pengendara motor yang tak sadar jalanan itu tidak rata, hingga akhirnya tak seimbang dan jatuh.Jika melihat lokasi itu, tampak lajur dari arah Jakarta menuju Bekasi menyempit. Penyempitan itu membuat pengendara roda dua harus berpindah lajur dari lajur rendah ke lajur tinggi.Kecelakaan terbaru, menurut seorang pekerja di sekitar jalanan itu, Beril (30) terjadi pada Rabu (12/11) kemarin. Seorang pengendara diduga terjatuh saat berpindah lajur, lalu kepalanya terlindas truk sampah di belakangnya. Pengendara itu pun meninggal dunia.Kondisi jalan beda tinggi di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (13/11/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanBeril menjelaskan, kecelakaan memang kerap terjadi di sana. Ia menduga, perbedaan tinggi jalan itu menjadi biang keroknya.“Wah di sini mah udah tiap hari. Sehari bisa 5 (kecelakaan),” ucap Beril saat ditemui di sekitar lokasi, Kamis (13/11).“Iya (karena jalannya beda tinggi),” tambahnya.Bahkan, kata Beril, beberapa menit sebelum kecelakaan maut itu terjadi, ada kecelakaan yang melibatkan pengendara sepeda motor juga.“Sebelum yang situ mah, seberang sini, itu kan kejadiannya di situ, sebelum yang kepalanya kelindes, itu kecelakaannya yang seberang sini, kecelakaan yang diserempet, nah berapa menit kemudian yang itu, kepala (terlindas), ada dua,” ucap Beril.“Jam 05.40 WIB. Saya baru sampe. Baru sampe ada yang kecelakaan di situ,” tambahnya.Kondisi jalan beda tinggi di Jalan Inspeksi Saluran Kalimalang, Duren Sawit, Jakarta Timur pada Kamis (13/11/2025). Foto: Abid Raihan/kumparanPendapat Beril pun disetujui oleh Lulut (29) yang juga merupakan pekerja di sekitar jalan itu. Lulut menilai, selain jalan beda tinggi, jalanan itu juga kerap licin, membuat pengendara roda dua sering selip.“Iya aspalnya (nggak rata). Licin juga. Kalo gak salah kan kemaren sempet gerimis pagi,” ucap Lulut saat ditemui, Kamis (13/11).Kondisi ini, menurut Lulut, sudah terjadi sejak bertahun-tahun yang lalu.“Lebih (dari dua tahun),” ucap Lulut.Ia pun menilai, jalanan ini memang harus dicor kembali sehingga seluruh tingginya rata.“Harus diratain. Makanya ini udah rada menyempit di depan, pertigaan, sini kadang suka kenceng, di sini kadang suka nongol. Kadang pembatas tuh, sering ada yang nabrak. Ngeri emang di sini, apalagi licin,” ucap Lulut.“Emang harus dicor lagi ini, kalo ujan suka licin,” tandasnya.