Ilustrasi minum kopi. (Freepik)JAKARTA - Bagi banyak orang, secangkir kopi di pagi hari adalah rutinitas yang tidak bisa dilewatkan. Namun bagi penderita gangguan jantung seperti fibrilasi atrium (A-fib), kopi sering dianggap sebagai pantangan karena kandungan kafeinnya yang bisa meningkatkan detak jantung.Kini sebuah penelitian baru justru menunjukkan hal sebaliknya. Minum kopi berkafein ternyata aman hingga membantu menurunkan risiko kambuhnya gangguan irama jantung.Fibrilasi atrium atau A-fib adalah kondisi ketika detak jantung menjadi tidak teratur. Penderitanya sering merasakan dada berdebar, sesak, atau pusing.Jika dibiarkan, kondisi ini bisa meningkatkan risiko stroke, gagal jantung, dan penggumpalan darah. Di Amerika Serikat, lebih dari 10 juta orang hidup dengan A-fib dan jumlahnya terus meningkat seiring bertambahnya usia penduduk.Dilansir dari laman NBC News, Dr. Gregory Marcus, seorang ahli jantung dan profesor di University of California, San Francisco memimpin studi bernama DECAF (Does Eliminating Coffee Avoid Fibrillation?).Menurutnya banyak pasien berhenti minum kopi hanya karena disarankan oleh dokter, tanpa bukti kuat bahwa kafein benar-benar memperburuk kondisi mereka.Penelitian ini dilakukan selama empat tahun dan hasilnya dipresentasikan dalam konferensi tahunan American Heart Association di New Orleans, serta dipublikasikan di jurnal medis JAMA.Sebanyak 200 orang lanjut usia dari Australia, Kanada, dan Amerika Serikat ikut dalam penelitian ini. Rata-rata usia mereka 70 tahun dan sepertiganya adalah perempuan. Para peserta dibagi menjadi dua kelompok:- Kelompok pertama berhenti total mengonsumsi kafein.- Kelompok kedua diminta untuk tetap minum minimal satu cangkir kopi berkafein setiap hari.Selama enam bulan, para peserta melaporkan kebiasaan minum kopi mereka melalui pertemuan daring di bulan pertama, ketiga, dan keenam.Para peneliti juga menggunakan rekaman elektrokardiogram (EKG), alat pemantau detak jantung, dan alat jantung implan untuk mendeteksi apakah peserta mengalami kekambuhan A-fib.Hasilnya cukup mengejutkan. Sekitar 56% peserta mengalami kekambuhan A-fib selama penelitian. Namun hanya 47% dari kelompok peminum kopi yang kambuh, dibandingkan 64% pada kelompok tanpa kopi.Selain itu, kelompok peminum kopi juga mengalami kekambuhan dalam waktu yang lebih lama dibanding kelompok lain.Menariknya sekitar sepertiga dari kelompok tanpa kopi mengaku diam-diam tetap minum segelas kopi selama penelitian berlangsung.Penelitian ini menambah bukti kopi dapat menurunkan risiko masalah jantung dan penyakit metabolik lainnya. Sebelumnya, penelitian observasional menunjukkan hal serupa, tetapi studi DECAF menjadi salah satu yang pertama menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung antara konsumsi kopi dan penurunan risiko A-fib.“Saya cukup terkejut dengan seberapa besar efek perlindungan yang diberikan oleh kopi berkafein terhadap A-fib,” ujar Dr. Marcus.Sementara itu, Dr. Johanna Contreras, ahli jantung dari Mount Sinai Fuster Heart Hospital di New York (yang tidak terlibat dalam penelitian ini) mengatakan pesan utama dari studi ini adalah minum satu cangkir kopi sehari aman bagi penderita A-fib.“Tidak ada aturan pasti, karena tiap orang bereaksi berbeda terhadap kafein,” tuturnya.Penelitian ini memang memiliki keterbatasan. Para peneliti tidak meneliti efek minuman berkafein lain selain kopi, juga tidak membandingkan pola makan dan olahraga peserta."Bisa jadi peminum kopi juga lebih aktif berolahraga," papar Dr. Marcus.Meski begitu, hasilnya menunjukkan satu cangkir kopi per hari tampak memberikan efek perlindungan. Namun belum jelas apakah minum lebih dari satu cangkir bisa memberikan manfaat tambahan.“Kalau seseorang minum enam atau tujuh cangkir kopi, ditambah minuman energi seperti Red Bull, tentu berbeda ceritanya,” kata Dr. Contreras sambil menekankan pentingnya konsumsi secara moderat.Para peneliti belum bisa memastikan mengapa kopi bisa menurunkan risiko A-fib. Bisa jadi hal itu bukan karena kafein, melainkan senyawa antiinflamasi dalam kopi yang membantu menjaga irama jantung.Namun ada juga kemungkinan kafein justru merangsang respons adrenalin tubuh yang membantu menstabilkan detak jantung saat sedang santai atau beristirahat, kondisi yang sering memicu A-fib.