Presiden Putin bersama Presiden Lukashenko. (Wikimedia Commons/Kremlin.ru)JAKARTA - Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan, sistem rudal Oreshnik Rusia tidak akan tetap statis setelah ditempatkan dalam tugas tempur di negaranya pada Bulan Desember mendatang."Kami tidak akan mengungkapkan rincian apa pun. Ini adalah kompleks mobile; ia tidak akan pernah tinggal di satu tempat," ujarnya mengenai sistem rudal besutan Rusia tersebut, melansir TASS dari BelTA 11 November."Sistem ini akan ditempatkan di lokasi tertentu untuk patroli dan, jika diperlukan, menyerang dari arah tertentu," tandas Presiden Lukashenko.Ia mencatat, Amerika Serikat masih mengklaim tidak memiliki informasi akurat tentang keberadaan atau ketidakberadaan senjata nuklir taktis Rusia di Belarus."Amerika Serikat masih mengklaim mereka tidak tahu apakah kami memiliki senjata nuklir taktis atau tidak. Baiklah, biarkan mereka berpikir apa yang mereka inginkan. Kami telah memperingatkan mereka. Kami tidak mengatakan berapa banyak, di mana, bagaimana. Itu urusan kami. Mereka berada di tempat yang aman," tegasnya.Pemimpin Belarus itu mengingatkan senjata tersebut telah "diperbaiki kembali" setelah dibawa ke Rusia, diperbaiki, dan dikembalikan dengan modernisasi terbaru."Kami tidak dapat mengungkapkan semua ini, bukan hanya untuk rakyat kami, tetapi juga untuk mereka di luar negeri," tandasnya.Presiden Lukashenko telah berulang kali menyatakan keputusan untuk menempatkan senjata nuklir di Belarus dan rencana untuk menempatkan misil Oreshnik didorong oleh pertimbangan keamanan nasional dan pertahanan.Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada tanggal 25 Maret 2023 mengumumkan atas permintaan Minsk, Moskow akan menempatkan senjata nuklir taktisnya di Belarus, serupa dengan apa yang telah dilakukan AS selama bertahun-tahun di wilayah sekutunya.Pada tanggal 25 April 2024, Lukashenko mengumumkan bahwa puluhan amunisi nuklir sudah berada di Belarus. Berdasarkan perjanjian jaminan keamanan dalam kerangka Negara Persatuan, yang berlaku efektif pada 13 Maret 2025 setelah pertukaran instrumen ratifikasi, kedua belah pihak menganggap senjata nuklir Rusia sebagai faktor penting dalam mencegah konflik militer nuklir dan konvensional, serta sebagai sarana pencegahan.November tahun lalu, Presiden Putin mengumumkan Rusia berhasil melancarkan serangan ke fasilitas militer milik Ukriana di Dnipro dengan menggunakan rudal balistik hipersonik baru yang disebut "Oreshnik".Presiden Putin mengatakan, rudal baru yang diluncurkan Rusia ke Ukraina memiliki kecepatan hingga Mach 10, sesuatu yang dinilainya mustahil untuk dicegat oleh sistem pertahanan Amerika Serikat di Eropa."Oreshnik menyerang target dengan kecepatan Mach 10, atau 2,5 hingga 3 kilometer per detik," ungkap Presiden Putin.Menegaskan Oreshnik bukanlah rudal peninggalan Uni Soviet yang dimodernisasi, Presiden Putin pada Desember tahun lalu mengungkapkan kemungkinan penempatan rudal tersebut di Belarus."Mengenai kemungkinan gelar senjata yang, sejujurnya, tangguh seperti Oreshnik di wilayah Belarus, karena hari ini kita telah menandatangani perjanjian tentang jaminan keamanan dengan menggunakan semua kekuatan dan sarana yang tersedia, saya mempertimbangkan penempatan sistem seperti Oreshnik di wilayah Republik Belarus menjadi layak," kata Presiden Putin, dikutip dari Reuters."Saya pikir hal ini akan menjadi mungkin pada paruh kedua tahun depan, seiring dengan meningkatnya produksi serial sistem ini di Rusia dan ketika sistem rudal ini memasuki layanan dengan kekuatan strategis Rusia," tambahnya.