Gambaran ilustrasi oleh AIPada tanggal 7 November 2025, sebuah ledakan tragis mengguncang SMAN 72 Jakarta. Di tengah kekacauan dan duka, sebuah detail membingungkan muncul dari lokasi kejadian. Ditemukan pada sebuah senjata mainan di dekat salah satu korban—seorang siswa yang dilaporkan pendiam dan korban perundungan—terdapat serangkaian tulisan yang meresahkan.Di samping frasa "Welcome to Hell" dan nama-nama pelaku terorisme sayap kanan seperti Brenton Tarrant, tertulis sebuah frasa yang terasa ganjil dan tidak pada tempatnya: "For Agartha" (Untuk Agartha).Bagi kebanyakan orang, kata ini tidak berarti apa-apa. Namun, bagi mereka yang mempelajari sejarah okultisme, teori konspirasi, dan fiksi esoteris, dua kata ini adalah kunci pembuka ke salah satu mitos paling tua dan paling aneh dalam sejarah manusia: legenda tentang peradaban maju yang hidup di dalam Bumi yang berongga.Bagaimana sebuah mitos kuno tentang kerajaan bawah tanah bisa berakhir di tengah tragedi sekolah di Jakarta? Apa sebenarnya Agartha, dan mengapa legenda ini terus memikat individu yang merasa terasing dari dunia permukaan?Apa Sebenarnya Agartha?Agartha, dalam esensinya, adalah nama dari sebuah kerajaan legendaris, sebuah kota, atau bahkan sebuah dunia utuh yang diyakini ada di bawah permukaan planet kita. Konsep ini adalah pilar utama dari Teori Bumi Berongga (Hollow Earth Theory).Menurut mitos ini, Bumi bukanlah bola padat berisi magma seperti yang diajarkan sains. Sebaliknya, ia memiliki interior berongga yang luas, yang diterangi oleh "matahari" internalnya sendiri. Di dalam cangkang inilah Agartha—peradaban yang sangat maju baik secara spiritual maupun teknologi—berkembang pesat, tersembunyi dari kekacauan dan kebiadaban manusia di permukaan.Legenda ini sering kali mencakup beberapa elemen kunci: * Penduduk Kuno: Agarthan diyakini sebagai keturunan dari peradaban kuno yang hilang, seperti Atlantis atau Lemuria, yang melarikan diri ke bawah tanah ribuan tahun lalu untuk menghindari bencana alam dahsyat di permukaan. * Raja Dunia: Peradaban ini konon diperintah oleh seorang pemimpin bijaksana bergelar "Raja Dunia" (The King of the World), yang mengawasi nasib planet ini dari singgasananya yang tersembunyi. * Pintu Masuk Rahasia: Dikatakan ada beberapa pintu masuk rahasia ke Agartha di seluruh dunia, yang paling sering disebut-sebut berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan (di mana lubang besar konon ada), serta di lokasi-lokasi terpencil seperti Pegunungan Himalaya di Tibet atau di bawah Piramida Giza.Asal-usul Mitos: Dari Sains Semu ke OkultismeKepercayaan pada dunia bawah tanah setua peradaban itu sendiri—banyak agama memiliki konsep "Dunia Bawah" (Underworld). Namun, gagasan Agartha modern adalah campuran unik dari spekulasi ilmiah awal dan mistisisme esoteris. * Akar Ilmiah (Semu): Pada abad ke-17, ilmuwan seperti Edmond Halley (penemu Komet Halley) pernah berspekulasi bahwa Bumi mungkin terdiri dari beberapa cangkang konsentris, untuk menjelaskan anomali magnetik. Gagasan ini kemudian diekstrimkan pada abad ke-19 oleh John Cleves Symmes Jr., seorang perwira militer AS yang mendedikasikan hidupnya untuk membuktikan bahwa Bumi berongga dan dapat dihuni, bahkan melobi Kongres AS untuk mendanai ekspedisi ke "lubang" di Kutub Utara. * Kelahiran Nama "Agartha": Nama "Agartha" sendiri baru dipopulerkan pada akhir abad ke-19 oleh seorang okultis Prancis bernama Alexandre Saint-Yves d'Alveydre. Dalam tulisannya, ia mengklaim telah menerima "transmisi" telepati dari Agartha. Baginya, Agartha adalah pusat spiritual dunia yang tersembunyi, tempat di mana "kebijaksanaan sejati" dilestarikan, dan suatu hari akan muncul kembali untuk menyatukan umat manusia. * Populerisasi: Mitos ini meledak di kesadaran publik melalui buku "Beasts, Men and Gods" (1922) oleh petualang Polandia, Ferdinand Ossendowski. Ia mengklafain saat melarikan diri dari Revolusi Rusia melalui Mongolia, ia mendengar dari para biksu dan petinggi lokal tentang "Agharti", kerajaan bawah tanah yang kuat yang dipimpin oleh Raja Dunia, yang dapat "meramalkan" dan "mengendalikan" peristiwa di permukaan.Sisi Gelap Legenda: Okultisme N*zi dan Konspirasi ModernLegenda Agartha tidak selamanya hanya menjadi cerita petualangan yang naif. Mitos ini memiliki sisi yang jauh lebih gelap ketika mulai bersinggungan dengan ideologi ekstremis.Selama awal abad ke-20, di Jerman, mitos Agartha dan Bumi Berongga diadopsi oleh kelompok-kelompok okultisme sayap kanan seperti Thule Society dan Vril Society. Mereka mencampurkan legenda ini dengan mitologi Arya.Bagi mereka, Agartha (atau "Thule" sebagai variasinya) adalah tanah air spiritual ras Arya yang "murni". Mereka percaya bahwa orang Arya adalah keturunan dewa-dewa yang selamat dari Atlantis dan berlindung di bawah tanah. Para petinggi N*zi, termasuk Heinrich Himmler dan Rudolf Hess, diketahui sangat terobsesi dengan pencarian mistis ini, bahkan diduga mendanai ekspedisi ke Tibet untuk mencari pintu masuk ke Agartha dan menemukan "leluhur Arya" mereka yang superior.Di sinilah kita mulai melihat benang merah yang mengkhawatirkan.Di era modern, di sudut-sudut tergelap internet—forum seperti 4chan, 8chan, dan Telegram—mitos Agartha kembali hidup. Mitos ini sering kali dibahas bersamaan dengan teori konspirasi QAnon, anti-semitisme, supremasi kulit putih, dan pemujaan terhadap pelaku kekerasan massal.Dalam subkultur yang beracun ini, Agartha menjadi simbol: * Penolakan terhadap Realitas: Sebuah penolakan total terhadap tatanan dunia "permukaan", sains modern, dan pemerintah (yang dianggap sebagai konspirasi Yahudi atau "Elit Global") * Identitas "Superior" yang Tersembunyi: Sebuah keyakinan bahwa mereka yang "tahu" tentang Agartha adalah bagian dari kelompok elit, "terjaga" (awake), dan memiliki pengetahuan rahasia yang tidak dimiliki orang lain. * Fantasi Kekuatan: Sebuah narasi tentang peradaban superior yang tersembunyi yang suatu hari nanti akan "membersihkan" dunia permukaan.Mengapa "For Agartha"?Sekarang, mari kita kembali ke siswa di SMAN 72. Seorang remaja yang dilaporkan terisolasi dan menjadi korban perundungan. Bagi seseorang yang merasa tidak berdaya, ditolak, dan diserang oleh dunia "permukaan", apa yang lebih menarik daripada fantasi tentang dunia di bawah permukaan?Dunia Agartha adalah fantasi kekuatan pamungkas.Menulis "For Agartha" di senjatanya, yang diletakkan di samping nama-nama teroris, bukanlah referensi sci-fi yang polos. Itu adalah kemungkinan besar sebuah deklarasi kesetiaan. * Itu adalah tanda bahwa ia telah menemukan "dunia lain" secara online—sebuah komunitas rahasia (di forum gelap) yang memberinya rasa memiliki dan "pengetahuan" yang tidak dimiliki oleh para perundungnya. * Itu adalah penolakannya terhadap dunia yang telah menyakitinya, dan penerimaannya terhadap realitas alternatif yang penuh kekerasan dan mitologi bengkok. * "For Agartha" dalam konteks ini, menjadi sejajar dengan "For Valhalla" yang diteriakkan oleh beberapa ekstremis; sebuah seruan pertempuran untuk "surga" esoteris yang mereka yakini sedang mereka perjuangkan.Tragedi di SMAN 72 adalah pengingat yang mengerikan bahwa di era digital, mitos kuno tidak pernah benar-benar mati. Mereka hanya menunggu di kedalaman internet, siap untuk bermutasi dan menawarkan perlindungan yang berbahaya bagi jiwa-jiwa yang tersesat di permukaan.