ANTARA FOTO/Raisan Al FarisiJAKARTA - Industri keramik nasional mulai menunjukkan perbaikan kinerja pada tahun ini. Hal itu didorong oleh sejumlah kebijakan pemerintah yang memberikan dorongan besar bagi pemulihan sektor tersebut.Kebijakan pemerintah itu di antaranya antidumping, perlindungan pasar (safeguard) hingga penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib.Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan, tiga kebijakan berpihak pada industri dalam negeri tersebut memberikan dampak berkelanjutan (multiplier effect) yang sangat positif pada pelaku industri."Tahun ini, terdapat tambahan kapasitas produksi baru hingga 25 juta meter persegi dan berhasil menyerap sekitar 1.500 tenaga kerja baru," ujar Edy dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 15 November.Efek lanjutan dari meningkatnya kapasitas produksi tersebut adalah kemampuan industri nasional untuk sepenuhnya menggantikan keramik impor yang sebelumnya mencapai 80 juta meter persegi per tahun.Menurut Edy, kabar baik lainnya adalah para importir kini bersinergi dengan produsen lokal melalui skema Original Equipment Manufacturing (OEM). Dengan konsep tersebut, importir tidak lagi harus mendatangkan produk dari luar negeri, tetapi bekerja sama dengan pabrikan dalam negeri untuk memproduksi keramik dengan merek mereka sendiri."Hampir 90 persen importir besar bonafid telah menandatangani kontrak OEM dengan industri keramik nasional dan mereka mengaku lebih puas dibanding mengimpor sendiri," katanya.Industri keramik nasional menawarkan sejumlah kelebihan yang membuat konsep OEM semakin diminati. Beberapa di antaranya kepastian suplai dan ketepatan waktu pengiriman, sehingga tidak ada keterlambatan akibat proses logistik internasional.Kemudian, harga lebih stabil karena tidak dipengaruhi fluktuasi kurs valuta asing serta pelayanan purna jual dan garansi kualitas yang tidak mungkin diperoleh jika melakukan impor langsung.Keunggulan tersebut membuat ekosistem industri keramik nasional semakin kompetitif sekaligus memperkuat substitusi impor di sektor penunjang pembangunan dan properti.Asaki menilai, keberhasilan itu menunjukkan efektivitas sinergi antara pemerintah, pelaku industri dan pelaku pasar. "Kami berharap, kebijakan yang mendukung industri dalam negeri dapat terus dipertahankan, sehingga pertumbuhan positif dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya," ucap dia.Edy berharap, kebijakan yang mendukung industri dalam negeri dapat terus dipertahankan, sehingga pertumbuhan positif dapat berlanjut pada tahun-tahun berikutnya."Dengan permintaan keramik nasional terus meningkat, ditambah kemampuan produsen dalam negeri semakin kuat, sektor keramik diproyeksikan akan menjadi salah satu motor penggerak industri manufaktur nasional pada 2026," imbuhnya.