Fakta Baru di Kasus Penculikan Bilqis: Nego 2 Malam-Risiko Tewas di Pedalaman

Wait 5 sec.

Polisi mengamankan 3 penculik Bilqis. Foto: Dok. IstimewaBilqis, bocah empat tahun yang sempat hilang di taman kota Makassar kini sudah ditemukan di Jambi. Kisah penyelamatannya mengungkap sejumlah fakta menarik: ada sindikat perdagangan anak, hingga kerja keras polisi yang berupaya memulangkan Bilqis ke pelukan ayahnya. Fakta-fakta juga menunjukkan, ada praktik adopsi ilegal di Suku Anak Dalam Jambi, hingga negosiasi yang berlangsung selama dua malam. Berikut rangkumannya.Polisi Temukan Grup Facebook Jual Beli Anak Berkedok AdopsiPolrestabes Makassar mengungkap adanya sejumlah grup Facebook yang diduga menjadi wadah jual beli anak dengan kedok adopsi. Temuan ini muncul saat penyelidikan kasus penculikan Bilqis, bocah empat tahun yang sempat hilang di Makassar."Jadi cara berhubungannya di sosmed sebenarnya ada beberapa grup di Facebook yang khusus membahas tentang seperti ini tapi bahasanya adopsi, ada grupnya di sana dan di sana juga kadang-kadang ada orang yang mencari," kata Kasat Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Devi Sujana di Polrestabes Makassar, Senin (10/11).Devi menjelaskan, dalam kasus Bilqis, ada pihak yang memang sedang mencari anak untuk dijadikan anak asuh, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Polisi menduga, praktik seperti ini bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan ilegal."Mencari anak apakah mungkin buat orang lain atau buat diri sendiri, tapi untuk korban yang saat ini kita amankan yang bersangkutan emang dicari oleh yang membutuhkan untuk menjadikan anak," jelasnya.Polisi Sebut Suku di Jambi Adopsi Anak untuk Perbaiki KeturunanBilqis akhirnya ditemukan selamat di wilayah Suku Anak Dalam (SAD), Jambi. Proses penyelamatan berlangsung dramatis karena warga setempat sempat menolak melepas Bilqis yang sudah dianggap sebagai anak sendiri.Polisi mengamankan 3 penculik Bilqis. Foto: Dok. Istimewa“Sangat alot, karena mereka bertahan. Katanya, anak itu sudah dianggap sebagai anaknya sendiri,” kata Kasubnit Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Adi Gaffar, kepada kumparan, Selasa (11/11).Adi menjelaskan bahwa praktik adopsi di kalangan Suku Anak Dalam sudah sering terjadi. Salah satu tersangka bahkan mengaku kerap membawa anak-anak untuk diadopsi melalui perantara bernama Lina.“Memang mereka biasa merawat anak-anak yang diadopsi. Kata salah satu tersangka juga, sudah sering membawa anak untuk diadopsi ke suku anak dalam melalui perantara bernama Lina,” ujarnya.Risiko Dibunuh Saat Masuk Pedalaman Jambi Selamatkan BilqisUpaya penyelamatan Bilqis di pedalaman Jambi ternyata penuh risiko. Polisi yang masuk ke wilayah Suku Anak Dalam berpotensi dibunuh jika tak berhati-hati, namun tetap nekat demi menyelamatkan bocah empat tahun itu."Betul sekali (ada risiko dibunuh), makanya yang satu anggota polisi ini yang kenal sama Tumenggung (ketua adat)," kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jambi, Kombes Pol Jimmy Christian Samma, kepada kumparan, Selasa (11/11).Jimmy menuturkan, polisi tidak mendapat jaminan keselamatan saat berada di pedalaman. Ia mengaku kejadian kekerasan terhadap pendatang pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut."Memang pernah kejadian di sana, dulu beberapa tahun yang lalu, pernah dipukuli, susah, lah," katanya.Peristiwa 2022 Jadi Pintu Masuk Polisi ke Suku di Jambi Saat Selamatkan BilqisNamun upaya penyelamatan itu terbantu dari pengalaman polisi di pedalaman Jambi pada 2022. Saat itu, polisi membantu mencari anak Suku Anak Dalam yang hilang hingga ditemukan di Palembang. Pengalaman itu menjadi kunci bagi aparat untuk bisa diterima dan dipercaya oleh komunitas adat tersebut."Tahun 2022, kami bantu temukan anaknya juga yang hilang. Itu anak ditemukan di Palembang," ujar Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Jimmy Christian Samma.Bilqis saat bertemu dengan orang tuanya di Mapolrestabes Makassar. Foto: kumparanPolisi yang pernah menangani kasus itu kembali diterjunkan karena masih dikenal oleh Suku Anak Dalam. “Karena dia sudah lama di situ, pengalamannya ada, makanya dia masih didengarkan oleh Suku Anak Dalam itu, masih dianggap,” kata Jimmy.Berbekal kepercayaan itu, proses negosiasi pun berlangsung selama dua hari dua malam hingga Bilqis berhasil diselamatkan pada 8 November 2025. Kini, empat orang ditetapkan sebagai tersangka penculikan dan terancam hukuman 15 tahun penjara.Negosiasi Pajero Saat Polisi Selamatkan Bilqis dari Suku di JambiProses penyelamatan Bilqis di pedalaman Jambi penuh tantangan. Polisi harus bernegosiasi dengan Suku Anak Dalam yang mengaku telah membeli Bilqis seharga Rp 80 juta dari pasangan Adit dan Meriana. Kondisi itu membuat situasi di lapangan sangat genting dan menuntut keputusan cepat."Mereka mau uangnya harus diganti. Nah, kan, bingung," kata Dirreskrimum Polda Jambi, Kombes Pol Jimmy Christian Samma.Untuk memastikan kebenaran transaksi, polisi menghubungkan Meriana dengan tumenggung atau kepala adat melalui video call. “Anggota (polisi) bingung, karena enggak bisa lama ini. Kalau lama, bisa kacau,” ujar Jimmy.Lalu, karena Meriana sudah jadi tersangka, ia melepas mobil Pajeronya."Kebetulan Meriana ini punya mobil Pajero. Urusannya Meri, kan sudah tersangka. Meri yang atur bagaimana caranya. Meri bilang, 'Bawa saja mobilnya' lalu mobilnya ditukar dengan anak," kata Jimmy.Jimmy membantah kabar bahwa polisi membayar Rp 85 juta untuk menebus Bilqis. Ia menjelaskan bahwa mobil Pajero milik Meriana digadaikan selama negosiasi dua hari dua malam, hingga akhirnya Bilqis berhasil diselamatkan pada Sabtu, 8 November 2025.Benarkah Penculik Bilqis Pernah Jual Anak Sendiri?Fakta baru mencuat dalam kasus penculikan Bilqis. Salah satu tersangka, Sri Yuliana alias Ana, diduga sudah lama terlibat dalam praktik penjualan anak — bahkan disebut pernah menjual anak kandungnya sendiri. Informasi ini terungkap setelah polisi membawa dua anak Sri ke UPTD PPA Makassar untuk penanganan psikologis.Sri Yulianan atau Ana penculik Bilqis saat diamankan Polrestabes Makassar, Minggu (9/11/2025). Foto: Dok. Istimewa“Kalau informasi (anak Sri Yuliana dijual juga) saya dapat dari anaknya itu. Ini sementara didalami juga sama pihak kepolisian,” kata Konselor Hukum UPTD PPA Kota Makassar, Sitti Aisyah.Keterangan serupa disampaikan oleh Kepala UPTD PPA Makassar, Ita Isdiana Anwar, yang mengungkap bahwa anak Sri menceritakan tiga saudaranya telah dijual oleh sang ibu.“Kan yang di kami ini umur 9 tahun dan 5 tahun. Nah yang kakak bilang adiknya 3 itu dijual oleh mamanya. Dia bilang tiga,” ujarnya.Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Devi Sujana, mengaku belum mengetahui kabar tersebut. “Kami belum tahu itu. Dan kami nanti cari tahu. Setiap informasi akan dikembangkan,” ucapnya.Kisah Polisi Bawa Bilqis dari Jambi: “Kalau Anak Itu Tak Pulang, Kami Tak Pulang”Setelah sepekan hilang, Bilqis (4) akhirnya ditemukan selamat di pedalaman Jambi, tepatnya di pemukiman Suku Anak Dalam (SAD). Penemuan ini menjadi akhir dari pencarian panjang polisi sejak bocah asal Makassar itu dinyatakan hilang pada 2 November.Kasubnit Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Adi Gaffar, mengungkap awal pencarian dilakukan lewat rekaman CCTV yang memperlihatkan Bilqis dibawa seorang perempuan misterius. “Kami awalnya telusuri CCTV dekat lokasi dan betul menemukan seorang ibu-ibu membawa anak keluar dari Taman Pakui,” katanya.Penyelidikan pun membawa polisi ke jejak perdagangan anak lintas daerah. Setelah menelusuri Makassar, Solo, dan Jambi, aparat menemukan Bilqis telah diserahkan ke komunitas Suku Anak Dalam. Adi menuturkan, negosiasi dengan warga suku berlangsung dua hari dua malam. “Mulai dari malam tembus pagi, malam lagi komunikasi. Kami memohon dengan hati nurani, karena kalau anak itu tidak pulang, kami juga tidak akan pulang,” ujarnya.Negosiasi akhirnya berhasil, meski penuh emosi. “Mereka menangis karena sudah terjalin hubungan emosional. Bilqis sempat meronta karena menganggap Tumenggung itu bapaknya, saking dekatnya,” kata Adi.