Tumpang Tindih Bisnis Anak Cucu BUMN

Wait 5 sec.

Ilustrasi gedung Kementerian BUMN. Foto: Abdurrohim Husain/ShutterstockBadan Usaha Milik Negara (BUMN) dinilai masih menghadapi sejumlah pekerjaan rumah yang perlu dibenahi, terutama terkait kompleksitas struktur organisasinya.Managing Director Holding Operasional Danantara, Agus Dwi Handayana, mengungkapkan berdasarkan perkiraan, jumlah BUMN beserta entitas turunannya mencapai sekitar 1.045 perusahaan dengan total tujuh lapisan struktur yang saling berjenjang.Ia merinci, terdapat 338 anak perusahaan dari 50 BUMN, 585 cucu perusahaan, serta 193 cicit perusahaan. Agus pun menilai banyaknya lapisan struktur tersebut berdampak pada meningkatnya beban operasional, sehingga membuat kinerja perusahaan menjadi kurang efisien dan tidak kompetitif.“Terjadi tumpang tindih dan kompetisi sesama BUMN. Bahkan sesama BUMN dalam satu induk jelasnya,” beber Agus dalam acara Leadership Day di GIK UGM, Yogyakarta, dikutip Rabu (12/11).Selama ini, Agus mengungkapkan masih ditemukan sejumlah kesalahan dalam pengelolaan, seperti investasi pabrik bernilai puluhan triliun rupiah yang dilakukan tanpa perencanaan matang, sehingga berujung pada produksi yang tidak efisien.Sebagai langkah perbaikan dan upaya optimalisasi kinerja BUMN, akhirnya pemerintah kemudian membentuk Danantara, yang memiliki karakteristik berbeda dari Sovereign Wealth Fund (SWF) di negara lain.“Danantara agak unik dibanding SWF di negara lain. Biasanya secara umum SWF di negara lain itu menginvestasikan dari kelebihan dana pemerintah. Tapi di Indonesia, Danantara porsi terbesar dananya adalah hasil dividennya BUMN," lanjutnya.Agus menambahkan, Danantara bertekad membangun BUMN dengan sistem yang berorientasi jangka panjang, bukan sekadar hasil jangka pendek. Untuk mewujudkan transformasi BUMN yang menyeluruh, lembaga ini menetapkan beberapa pilar utama, salah satunya adalah langkah perampingan struktur.“Pertama, melakukan restrukturisasi jadi dari yang 1.000 (BUMN) dengan 7 layer tadi akan di-streamlined menjadi sekitar 200 BUMN,” tuturnya.Prabowo Minta Jumlah BUMN DipangkasCEO Danantara, Rosan Roeslani, menyatakan Presiden Prabowo Subianto memberikan instruksi kepada pihaknya untuk melakukan efisiensi dengan memangkas jumlah BUMN.Prabowo menilai jumlah perusahaan pelat merah saat ini masih terlalu besar dan perlu dipangkas menjadi sekitar 200 entitas saja.“Jadi saya sudah memberikan arahan kepada CEO Danantara (Rosan) untuk merasionalisasi semua. Kurangi jumlah BUMN dari sekitar 1.000 menjadi angka yang lebih rasional, mungkin sekitar 200, 230, atau 240,” ucap Prabowo dalam Forbes Global CEO Conference, dikutip Rabu (12/11).Prabowo juga menekankan pentingnya pengelolaan BUMN dengan standar internasional serta mendorong pencarian talenta terbaik untuk memimpin dan mengelola perusahaan-perusahaan tersebut.“Jadi saya yakin bahwa tingkat pengembalian 1% atau 2% itu bisa meningkat harus meningkat,” lanjutnya.Ekspatriat kini diperbolehkan memimpin perusahaan pelat merah agar pengelolaannya dapat memenuhi standar internasional.