Tuang Lee Lim, Ketua Satuan Tugas Fintech IOSCO. (foto: @FINTECHCircle)JAKARTA – Token kripto yang terhubung dengan aset keuangan arus utama dapat menciptakan risiko baru bagi investor, kata pengawas sekuritas global IOSCO dalam sebuah laporan pada Selasa 11 November. Peringatan ini muncul di tengah perdebatan di industri keuangan mengenai manfaat dan bahaya dari fenomena “tokenisasi.”Tokenisasi adalah proses pembuatan token berbasis blockchain yang mewakili aset dunia nyata seperti saham, obligasi, atau properti. Tren ini kembali menarik perhatian para penggemar kripto tahun ini, dengan semakin banyak produk tokenisasi dijual ke publik melalui broker daring.IOSCO (International Organization of Securities Commissions), yang beranggotakan hampir seluruh regulator pasar modal dunia, menyatakan bahwa sebagian besar risiko dari tokenisasi masih bisa diatur lewat kerangka hukum yang sudah ada. Namun, mereka juga memperingatkan munculnya risiko baru yang berasal dari teknologi dasar blockchain itu sendiri.“Meskipun adopsinya masih terbatas, tokenisasi memiliki potensi untuk mengubah cara penerbitan, perdagangan, dan pengelolaan aset keuangan,” kata Tuang Lee Lim, Ketua Satuan Tugas Fintech IOSCO.IOSCO menambahkan bahwa beragam cara dalam menyusun aset tokenisasi dapat menimbulkan kebingungan bagi investor, terutama mengenai apakah mereka benar-benar memiliki aset dasarnya atau hanya token digitalnya. Selain itu, keterlibatan pihak ketiga sebagai penerbit token juga meningkatkan risiko pihak lawan (counterparty risk) — kekhawatiran serupa juga telah disuarakan oleh regulator sekuritas Uni Eropa pada September lalu.IOSCO juga memperingatkan kemungkinan terjadinya “efek limpahan” (spill-over) dari keterkaitan antara pasar aset kripto dan aset tokenisasi, yang bisa memperluas dampak risiko sistemik.Adopsi Masih Terbatas Beberapa lembaga keuangan besar seperti Nasdaq mulai mendorong penerapan tokenisasi, sementara sebagian pelaku Wall Street lainnya tetap berhati-hati terhadap potensi risikonya.IOSCO mencatat bahwa meskipun minat komersial terhadap tokenisasi meningkat, penerapan nyatanya masih tergolong “terbatas.”Para pendukung tokenisasi mengklaim bahwa teknologi blockchain dapat mengurangi biaya transaksi, mempercepat penyelesaian perdagangan, memungkinkan transaksi 24 jam, dan bahkan menarik minat investor muda.Namun, laporan IOSCO menegaskan bahwa “keuntungan efisiensi masih belum merata,” karena pelaku pasar tetap harus menggunakan infrastruktur keuangan tradisional dalam proses perdagangan, alih-alih sepenuhnya menggantikannya dengan sistem berbasis blockchain.