Sampah di Yogya Dikelola Danantara, Bagaimana Nasib Swasta yang Sudah Investasi?

Wait 5 sec.

Proses pemilahan sampah di atas mesin conveyor yang terhubung ke mesin penghancur (crusher) untuk memisahkan sampah yang ringan dan berat. Foto: Dok. Pemkot YogyaProyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) oleh Danantara di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai dibahas bersama kabupaten/kota. Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah yang akan menyuplai sampah untuk memenuhi kebutuhan minimal 1.000 ton per hari.Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, mengatakan saat ini Pemkot masih bekerja sama dengan dua pihak swasta untuk pengolahan sampah. Kerja sama tersebut akan dievaluasi apabila PSEL resmi beroperasi.“Ya, kita ada dua, yang pertama dengan ITF Bawuran, yang kedua yang sekarang namanya PT JOS, PT Jogja Olah Sampah itu yang mengolah di depo Purawisata, THR itu,” kata Haryoko kepada awak media di DPRD DIY, Kamis (13/11).“Untuk swasta otomatis nanti kami akan tinjau ulang, kami akan evaluasi apakah nanti kami masih butuh atau tidak,” ujarnya.Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Ahmad Haryoko, Kamis (13/11). Foto: Pandangan Jogja/Resti DamayantiNamun Haryoko menegaskan bahwa peran swasta kemungkinan tetap diperlukan. Tidak semua jenis sampah dapat masuk ke fasilitas PSEL, sehingga dibutuhkan pengelola lain yang mampu menangani kategori sampah tertentu.“Karena yang PSEL itu juga tidak 100 persen sampah semua masuk, karena yang namanya sampah seperti ban, furniture, itu kan masih nggak bisa diterima oleh PSEL. Jadi mau nggak mau juga pasti kami akan membutuhkan off taker atau pihak yang bisa menerima juga,” ujar Haryoko.“Jadi tidak kemudian 100 persen semua sampah masuk PSEL, nggak,” imbuhnya.DLH Kota Yogyakarta mencatat timbulan sampah di Kota Yogya saat ini mencapai 332,48 ton per hari, dengan 15,94 persen di antaranya belum dapat dikelola. Selama ini, Pemkot mendapat dukungan dari Pemda DIY untuk memproses sampah di TPA Regional Piyungan.“Kita mengajukannya per minggu 300 ton ke TPA (TPST Piyungan),” kata Haryoko.