Presiden AS Donald Trump/FOTO via Instagram @whitehouseJAKARTA - Presiden AS Donald Trump mendadak membuat keputusan memboikot KTT G20 akhir pekan depan di Afrika Selatan. Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menyebut aksi Trump ini justru merugikan AS. Washington menurutnya perlu mempertimbangkan kembali apakah politik boikot benar-benar efektif.“Karena menurut pengalaman saya, politik boikot tidak efektif,” kata Ramaphosa dilansir ABC News, Kamis, 13 November.Pekan lalu, Trump mengumumkan di media sosial tidak ada pejabat pemerintah AS yang akan menghadiri pertemuan 22-23 November yang dihadiri para pemimpin dari 19 negara ekonomi berkembang terkaya dan terkemuka di dunia di Johannesburg. Trump mengutip klaimnya yang ditolak secara luas anggota kelompok minoritas kulit putih di Afrika Selatan dianiaya dengan kejam dan tanah mereka dirampas karena ras mereka.Presiden AS sudah berbulan-bulan mengkritik pemerintahan Afrika Selatan yang dipimpin warga kulit hitam atas hal tersebut dan berbagai isu lainnya, termasuk keputusannya untuk menuduh sekutu AS, Israel, melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza dalam kasus yang sedang berlangsung dan sangat kontroversial di Mahkamah Agung Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)."Sangat disayangkan Amerika Serikat memutuskan untuk tidak menghadiri G20," kata Ramaphosa kepada para wartawan di luar Parlemen Afrika Selatan. "Dengan Amerika Serikat tidak hadir di G20, kita tidak boleh berpikir bahwa kita tidak akan melanjutkan G20. G20 akan tetap berlanjut, semua kepala negara lainnya akan hadir di sini. Pada akhirnya, kita akan mengambil keputusan-keputusan fundamental dan ketidakhadiran mereka adalah kerugian bagi mereka,” sambungnya.Ramaphosa mengatakan AS "melepaskan peran yang sangat penting yang seharusnya mereka mainkan sebagai ekonomi terbesar di dunia."