Studi Ungkap Jalan Kaki 3 Ribu Langkah Sehari Bantu Kurangi Risiko Alzheimer

Wait 5 sec.

Ilustrasi jalan kaki. (Freepik)JAKARTA - Jalan kaki merupakan aktivitas mudah yang bisa dilakukan setiap hari dan bermanfaat besar untuk kesehatan tubuh. Seperti studi terbaru di jurnal Nature Medicine mengungkap bahwa jalan kaki 3 ribu langkah per hari bisa membantu mengurangi risiko alzheimer.“Signifikan temuan ini adalah bahwa bahkan tingkat aktivitas fisik yang moderat pun berhubungan dengan perbedaan perubahan otak terkait alzheimer,” kata dosen di Harvard Medical School, serta penulis utama dalam studi, Wai-Ying Wendy Yau, MD, dikutip dari The Harvard Gazette, Rabu, 12 November 2025.Penelitian tersebut menggunakan data dari 296 peserta dalam Harvard Aging Brain Study. Peserta yang mengikuti penelitian antara 50 hingga 90 tahun, dan tidak memiliki gangguan kognitif pada awal penelitian.Para peneliti menggunakan pemindaian PET untuk mengukur jumlah plak amyloid-beta di otak peserta. Plak ini diketahui memiliki peran besar dalam perkembangan penyakit alzheimer.Para peserta dipantau selama sembilan tahun dan menjalani pemeriksaan otak lanjutan untuk mendeteksi protein tau, yakni zat lain yang berhubungan erat dengan alzheimer.Melalui hasil penelitian ditunjukkan bahwa peserta yang berjalan kaki kurang dari 3 ribu langkah per hari dan memiliki kadar amyloid-beta tinggi, mengalami penurunan fungsi kognitif lebih cepat dibanding mereka yang berjalan kaki 3 ribu sampai 5 ribu langkah per hari.Sementara, peserta yang berjalan kaki 3 ribu sampai 5 ribu langkah per hari dapat menunda penurunan kognitif sekitar tiga tahun. Pada peserta yang berjalan hingga 7.500 langkah per hari bisa memperlambat penurunan kognitif hingga tujuh tahun.“Temuan ini menunjukkan bahwa kita dapat membangun ketahanan kognitif dan resistensi terhadap patologi tau pada tahap praklinis penyakit alzheimer,” jelas co-author utama studi, Reisa Sperling.Penelitian ini memberikan harapan baru bagi banyak orang lanjut usia yang kesulitan beraktivitas berat, tetapi tetap ingin menjaga kesehatan otak mereka.“Hal ini sangat menggembirakan bagi upaya kita untuk akhirnya mencegah demensia akibat penyakit alzheimer, serta mengurangi demensia yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab,” pungkas Sperling.