Inalum Sebut Danantara Akan Gabung Proyek Smelter Mempawah Fase 2 Rp 13,3 T

Wait 5 sec.

Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Arif Haendra. Foto: Dok. Humas KemenperinPT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengatakan Danantara Indonesia akan bergabung ke proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah Fase 2. Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Arif Haendra, mengatakan Danantara akan berperan dalam skema pendanaan.“Iya rencananya Danantara akan berperan. Nah, nanti besarnya bagaimana setelah kita bicarakan,” kata Arif dalam diskusi Forum Wartawan Industri (Forwin) di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (15/11).Arif juga memastikan proyek besar yang menjadi tulang punggung hilirisasi aluminium nasional itu ditargetkan memasuki tahap final investment decision (FID) pada Desember 2025. “(FID) Desember, karena kajiannya bankable FS (feasibility study) akan selesai November,” imbuhnya.Arif membeberkan investasi yang digelontorkan untuk SGAR Fase 2 diperkirakan mencapai USD 700-800 juta atau sekitar Rp 11,6-13,3 triliun (kurs Rp 16.700 per dolar AS). Menurut Arif, angkanya cukup besar karena proyek berada di kawasan yang jauh dari pelabuhan, sehingga perusahaan harus membangun sejumlah infrastruktur logistik tambahan.Direktur Pengembangan Usaha Inalum, Arif Haendra. Foto: Dok. Humas Kemenperin“Kurang lebih USD 700 juta (sampai) USD 800 juta. Karena memang ada infrastruktur-infrastruktur yang harus kita lengkapi. Karena di sana kan remote, jauh dari pelabuhan. Kita harus membangun fasilitas logistik,” jelasnya.Lebih lanjut Arif menjelaskan jika porsi Danantara belum mencukupi, Inalum masih membuka opsi pinjaman tambahan demi menjaga leverage perusahaan. Terlebih Inalum juga tengah dalam rencana membangun smelter.SGAR Fase 2 akan berkapasitas 1 juta ton dan meningkatkan kapasitas produksi alumina Inalum menjadi 2 juta ton per tahun.Arif menjelaskan, saat ini Inalum baru memakai sekitar 550.000 ton alumina, sementara sekitar 450.000 ton diekspor. Namun setelah smelter kedua beroperasi, kebutuhan melonjak menjadi 1,2 juta ton. Dengan kenaikan kapasitas tersebut, seluruh produksi alumina akan terserap untuk kebutuhan internal.“Begitu ada smelter 2, 600.000 (ton) butuhnya 1,2 juta ton. Sehingga 2 juta (ton), 1,2 juta ton dipakai di situ oleh smelter 2, sisa 800.000, 800.000-nya dikirim ke Kuala Tanjung, jadi habis,” tutup Arif.