Ilustrasi. (Foto: Unsplash)YOGYAKARTA - Istilah margin call mungkin sering terdengar menegangkan bagi trader saham, forex, atau derivatif. Kondisi ini dapat terjadi tiba-tiba saat pasar bergerak berlawanan dengan posisi yang diambil, menjadikan modal atau margin Anda tidak cukup lagi menahan kerugian. Artikel ini akan membahas pengertian margin call, penyebab umumnya, dan strategi untuk menghindarinya secara lengkap agar Anda dapat menjaga posisi tetap aman.Pengertian Margin CallMargin call adalah peringatan dari broker kepada trader saat ekuitas akun trading jatuh di bawah batas minimum margin yang dipersyaratkan. Dengan penjelasan lain, saldo modal Anda tidak lagi cukup untuk menopang posisi yang terbuka.Dikutip dari Investopedia, margin call terjadi saat nilai kerugian (unrealized loss) melebihi margin bebas (free margin), sehingga ekuitas akun menjadi terlalu kecil untuk menahan fluktuasi harga selanjutnya. Contohnya:Anda membuka posisi saham dengan margin $1.000.Jika nilai ekuitas turun menjadi $700, sedangkan broker memberi syarat margin minimum 30%, sistem akan memunculkan margin call.Jika dana tidak segera ditambah atau menutup sebagian posisi, broker dapat melakukan likuidasi otomatis (forced sell) untuk melindungi modalnya.Apa Hubungan Antara Margin, Leverage, dan Equity?Margin call tidak dapat dipisahkan dari tiga konsep penting: margin, leverage, dan equity.Margin adalah jumlah dana yang harus disediakan untuk membuka posisi tertentu.Leverage memungkinkan Anda mengontrol posisi lebih besar dari modal sebenarnya.Equity adalah nilai total saldo akun ditambah atau dikurangi profit dan loss berjalan.Semakin tinggi leverage, semakin kecil margin yang diperlukan untuk membuka posisi, tetapi risiko margin call juga semakin besar sebab pergerakan kecil di pasar akan langsung memengaruhi ekuitas akun Anda.Penyebab Terjadinya Margin Call Secara UmumAda beberapa alasan mengapa margin call dapat terjadi, dan semuanya berhubungan dengan manajemen risiko yang kurang disiplin, antara lain:Posisi terlalu banyak dalam satu waktuMembuka banyak posisi sekaligus tanpa perhitungan margin dapat membuat free margin cepat habis, terutama saat semua posisi bergerak berlawanan arah.Leverage terlalu tinggiMenggunakan leverage besar memang menggoda sebab dapat memperbesar potensi profit, tetapi juga risiko kerugian akan semakin besar. Bahkan pergerakan harga kecil dapat langsung mengikis modal Anda.Tidak memasang stop lossTanpa stop loss, kerugian akan terus membengkak. Sehingga, margin akan terpakai makin besar hingga akhirnya broker mengirimkan peringatan margin call.Overconfidence setelah profit besarBanyak trader mengalami euforia setelah menerima profit dan mulai membuka posisi lebih besar dari biasanya tanpa mempertimbangkan risiko. Hal ini yang sering memicu margin call selanjutnya.Volatilitas ekstrem pasarPergerakan tajam yang disebabkan rilis data ekonomi atau berita mendadak dapat membuat harga melompat (price gap), sehingga langsung memotong ekuitas akun tanpa sempat menutup posisi.Bagaimana Cara Menghitung Margin Call?Masing-masing broker mempunyai aturan berbeda, tetapi prinsip dasarnya sama:Margin call terjadi ketika Equity ≤ Margin level minimum.Rumus umum: Margin Level (%) = (Equity / Used Margin) × 100Contoh:Equity: $500Used Margin: $400Margin Level = (500 / 400) × 100 = 125%Jika broker menentukan margin call di 100%, saat margin level menyentuh angka tersebut, peringatan margin call akan muncul.Jika terus turun ke 50% atau di bawahnya, broker umumnya melakukan auto liquidation.Strategi untuk Mencegah Margin Call Secara EfektifMenghindari margin call bukan berarti Anda harus takut trading dengan leverage. Kunci terpenting ada pada disiplin, manajemen risiko, dan kesadaran terhadap eksposur modal. Berikut strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah margin call:Gunakan leverage dengan bijakHindari menggunakan seluruh margin yang tersedia. Pilih leverage konservatif (misalnya 1:5 atau 1:10) agar masih tersedia ruang untuk volatilitas harga.Batasi position sizingPastikan setiap posisi hanya mengambil sebagian kecil dari total modal (misalnya 2–3%). Hal ini membantu menekan risiko kumulatif dari beberapa posisi sekaligus.Pasang stop loss di setiap posisiStop loss adalah benteng pertahanan utama. Manfaat level yang realistis sesuai volatilitas instrumen, tidak hanya sekadar angka acak.Pantau rasio margin secara rutinJangan menunggu notifikasi margin call muncul. Periksa margin level dan free margin secara berkala sebelum membuka posisi baru.Sediakan dana cadanganMenambah saldo saat pasar bergerak berlawanan dapat menyelamatkan akun dari likuidasi paksa. Dana cadangan akan memberi fleksibilitas dalam menghadapi volatilitas ekstrem.[see_also]- https://voi.id/berita/534023/pm-anwar-serukan-reformasi-tatanan-global-berkeadilan- https://voi.id/ekonomi/534027/askrindo-raup-laba-rp687-4-miliar-di-kuartal-iii-2025- https://voi.id/olahraga/534025/janice-tjen-masuk-dua-kategori-nominasi-wta-award-dan-pimpin-polling-kejutan-besar-2025[/see_also]Diversifikasi portofolioSebaiknya jangan hanya fokus pada satu saham atau satu jenis aset. Diversifikasi membantu menyebar risiko dan mengurangi risiko kerugian besar dari satu instrumen saja.Demikianlah ulasan mengenai pengertian margin call. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.