Hilirisasi Mineral Dinilai Jadi Wujud Kemandirian Pertahanan Nasional

Wait 5 sec.

Ilustrasi hilirisasi tambang MIND ID Group. Foto: Dok. MIND IDSetiap 10 November, bangsa Indonesia mengenang jasa para pahlawan yang telah berkorban demi kemerdekaan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di era kontestasi geopolitik dan percepatan transformasi teknologi, semangat kepahlawanan kini menemukan makna baru.Hari ini, patriotisme tidak hanya tercermin dari keberanian di medan tempur, tetapi juga dari keberanian mengambil keputusan strategis demi memperkuat kedaulatan bangsa. Salah satunya melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA) guna mendukung kemandirian pertahanan nasional.Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menegaskan bahwa hilirisasi SDA adalah bentuk kepahlawanan modern yang strategis dan membawa manfaat besar bagi bangsa.“Kemandirian pertahanan di Hari Pahlawan bisa dibaca sebagai kepahlawanan modern, ketika negara berani memanfaatkan sumber daya sendiri untuk menjaga keselamatan rakyat dan kedaulatan,” ujar Fahmi melalui keterangannya kepada wartawan, Selasa (11/11).Sejalan dengan itu, Indonesia memiliki SDA yang melimpah, seperti nikel, tembaga, dan aluminium. Fahmi menekankan jika dikelola melalui hilirisasi yang terarah, potensi tersebut dapat menjadi fondasi penting bagi penguatan alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.Dalam konteks ini, Fahmi menyoroti peran Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID). Sebagai konsolidator SDA strategis, ia optimistis MIND ID mampu membangun ekosistem industri yang terintegrasi, transparan, dan berkelanjutan.“Hilirisasi nikel, tembaga, dan aluminium menjadi kunci. Dari sini lahir material penting untuk kapal, pesawat, munisi, sensor, radar, kabel, hingga baterai dan kendaraan listrik militer,” jelas Fahmi.Lebih lanjut, Fahmi menilai langkah hilirisasi yang dijalankan MIND ID juga sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya cita kelima yang menekankan hilirisasi dan industrialisasi guna meningkatkan nilai tambah nasional.“Dengan hilirisasi yang kuat di dalam negeri, daya tawar dan kapasitas strategis Indonesia semakin meningkat,” tegas Fahmi.Industri alutsista nasional juga kini bergerak di jalur yang tepat. PT Pindad, PT PAL Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT LEN Industri, serta sejumlah perusahaan swasta mulai membangun ekosistem strategis yang solid. Konsistensi anggaran, kepastian order jangka panjang, dan pendalaman teknologi menjadi kunci agar industri pertahanan semakin mandiri.“Dengan konsistensi komitmen anggaran, kepastian order jangka panjang, dan pendalaman teknologi, industri pertahanan kita semakin kuat dan mandiri,” tutur Fahmi.