Langka di Surabaya, Siswi SD Ini Sukses Budidaya 1000Lebih Tanaman Pacar Air

Wait 5 sec.

Isvara, siswi SD di Surabaya, menunjukkan minuman herbal buatannya. Minuman herbal ini diracik dari bunga pacar air. Foto: Masruroh/BasraPacar air yang dalam bahasa latinnya (Impatiens balsamina L), merupakan tanaman hias yang populer di berbagai belahan dunia. Sayangnya tanaman ini cukup langka di Surabaya. Padahal tanaman pacar air mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan, seperti mengatasi masalah kulit hingga rematik.Langkanya tanaman pacar air mendorong siswi Sekolah Dasar (SD) di Surabaya untuk membudidayakannya. Melalui project program lingkungan hidup yang digelar organisasi lingkungan hidup di Surabaya, Tunas Hijau, siswi bernama Isvara Nareswari Aryanto ini berhasil membudidayakan lebih dari seribu tanaman pacar air."Saya mulai budidaya itu bulan Mei kemarin, dapat bibit pacar air dari paman di Jombang. Sekarang sudah lebih ada sekitar 1.500 tanaman pacar air yang saya budidaya," ujar finalis Putri Lingkungan Hidup 2025 ini, kepada Basra, (10/11).Ribuan tanaman pacar air itu ditanam Isvara di lingkungan rumahnya, sekolah, hingga di beberapa kampung yang menjadi binaan Tunas Hijau.Dari info yang didapat dari internet, Isvara mengetahui jika tanaman pacar air memiliki banyak khasiat bagi kesehatan.Pacar air diketahui memiliki sifat obat dan telah lama digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, mulai dari penyakit kulit hingga rematik.Isvara pun mengolah bunga pacar air menjadi minuman herbal. Dikemas dalam botol plastik berukuran sedang, Isvara menjual minuman herbal berbahan bunga pacar air seharga Rp 8000 per botol."Sudah jualan 200 botol minuman herbal bunga pacar air," imbuhnya.Meski telah berhasil membudidayakan ribuan tanaman pacar air, namun Isvara mengungkapkan ada banyak rintangan yang harus dilalui selama membudidayakan tanaman tersebut."Tantangannya banyak, seperti cuaca yang tidak menentu, panas yang ekstrem dan tiba-tiba hujan, jadi kendala dalam perawatan tanaman. Apalagi siklus tanaman pacar air umumnya berlangsung sekitar 3 bulan, setelah itu tanaman akan mati dan perlu diganti dengan yang baru," terangnya.Namun dukungan dari orang tua serta guru pembimbing dan teman-teman, membuat Isvara terus optimis untuk melanjutkan project program lingkungan hidup itu."Saya bersyukur proyek ini telah mencapai banyak perkembangan, mulai dari peningkatan jumlah tanaman yang tumbuh dengan baik, keterlibatan warga sekitar dalam budidaya tanaman pacar air, hingga tumbuhnya kesadaran untuk menjaga lingkungan secara berkelanjutan," tandasnya.