OpenAI Kecam Perintah Pengadilan yang Izinkan The New York Times Akses 20 Juta Percakapan Pengguna ChatGPT

Wait 5 sec.

OpenAI berencana mengajukan banding atas putusan pengadilan (FOTO: DD.) JAKARTA - OpenAI tengah meminta pengadilan untuk membatalkan putusan yang mewajibkan perusahaan menyerahkan 20 juta percakapan pengguna ChatGPT kepada The New York Times (NYT) dan sejumlah media lain yang menggugatnya atas dugaan pelanggaran hak cipta.Meski OpenAI sebelumnya menawarkan 20 juta percakapan sebagai alternatif dari permintaan NYT yang mencapai 120 juta log, perusahaan menilai perintah pengadilan tersebut terlalu luas dan berisiko terhadap privasi pengguna.“Log yang diminta mencakup percakapan lengkap — setiap log berisi rangkaian penuh dari beberapa pasangan prompt-output antara pengguna dan ChatGPT,” tulis OpenAI dalam berkas di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York. “Pengungkapan log tersebut jauh lebih mungkin mengungkap informasi pribadi, seperti halnya mendengarkan seluruh percakapan dibandingkan hanya cuplikan lima detik.”OpenAI menegaskan bahwa lebih dari 99,99% dari percakapan itu tidak relevan dengan kasus yang diajukan. Karena itu, perusahaan meminta pengadilan untuk membatalkan perintah tersebut dan memerintahkan pihak penggugat untuk merespons proposal OpenAI yang lebih terbatas.Perusahaan juga mengumumkan di situs resminya bahwa: “The New York Times menuntut agar kami menyerahkan 20 juta percakapan pribadi Anda dengan ChatGPT untuk mencari contoh pengguna yang mencoba melewati paywall berita mereka.”Dalam dokumen pengadilan, OpenAI menegaskan bahwa produksi log percakapan harus dibatasi hanya pada data yang relevan. “OpenAI tidak mengetahui adanya kasus di mana pengadilan memerintahkan produksi informasi pribadi dalam skala sebesar ini,” tulis perusahaan.“Ini menciptakan preseden berbahaya: siapa pun yang menggugat perusahaan AI bisa menuntut jutaan percakapan pengguna tanpa batas relevansi. Pengadilan tidak pernah mengizinkan pihak yang menuntut Google untuk menggeledah email pribadi jutaan pengguna Gmail tanpa alasan yang relevan — dan hal yang sama seharusnya berlaku bagi AI generatif.”Namun, Hakim Magistrat Ona Wang pada 7 November memutuskan bahwa OpenAI harus menyerahkan 20 juta log percakapan yang telah dianonimkan kepada para penggugat paling lambat 14 November 2025, atau tujuh hari setelah proses de-identifikasi selesai.Menurut hakim, privasi pengguna sudah cukup terlindungi oleh perintah perlindungan hukum (protective order) dan proses anonimisasi yang dilakukan OpenAI sendiri.Anonimisasi Tak Hilangkan Informasi PribadiOpenAI membantah penilaian itu, dengan menyebut bahwa proses anonimisasi tidak selalu menghapus informasi pribadi non-identifikasi, seperti contoh seorang reporter Washington Post yang menggunakan ChatGPT untuk menulis artikel berita.NYT pun menanggapi pernyataan OpenAI. Dalam keterangan resminya, media tersebut mengatakan: “Gugatan ini bertujuan menuntut pertanggungjawaban OpenAI dan Microsoft karena mencuri jutaan karya berhak cipta untuk menciptakan produk yang bersaing langsung dengan The Times.""OpenAI secara sengaja menyesatkan publik dengan menakut-nakuti pengguna, padahal tidak ada risiko privasi apa pun. Pengadilan hanya meminta contoh percakapan yang telah dianonimkan oleh OpenAI sendiri di bawah perlindungan hukum.”OpenAI menjelaskan bahwa 20 juta percakapan tersebut diambil secara acak dari periode Desember 2022 hingga November 2024, dan tidak mencakup pengguna bisnis.OpenAI mengaku telah menawarkan sejumlah opsi privasi kepada NYT, seperti:pencarian terbatas terhadap log yang berpotensi memuat teks artikel NYT,serta penyediaan data agregat tentang cara pengguna memanfaatkan ChatGPT.Namun, semua opsi itu ditolak oleh pihak NYT.Data percakapan itu kini disimpan dalam sistem yang terlindungi di bawah “legal hold”, artinya tidak bisa diakses atau digunakan kecuali untuk kepentingan hukum. NYT juga terikat secara hukum untuk tidak mempublikasikan data tersebut di luar proses pengadilan.Sengketa Metodologi dan PrivasiNYT menuduh OpenAI menolak mematuhi kesepakatan sebelumnya dengan tidak menyerahkan contoh output model yang diminta. Media itu berargumen bahwa akses langsung terhadap log percakapan diperlukan agar para ahli dapat menganalisis cara kerja model, interaksi pengguna nyata, dan seberapa sering ChatGPT menghasilkan konten dari berita.Sementara itu, OpenAI menegaskan bahwa permintaan tersebut telah bergeser dari “log terkait konten NYT” menjadi permintaan seluruh 20 juta percakapan lengkap.OpenAI juga menolak perbandingan hakim Wang dengan kasus Concord Music Group v. Anthropic PBC, karena kasus itu melibatkan 5 juta pasangan prompt-output tunggal, bukan percakapan penuh seperti ChatGPT.“Dalam kasus Concord, data yang diminta hanyalah pasangan tunggal — bukan rangkaian percakapan lengkap yang bisa mencakup hingga 80 juta interaksi,” jelas OpenAI. OpenAI berencana mengajukan banding atas putusan ini dan memperingatkan bahwa keputusan tersebut bisa menjadi preseden berbahaya bagi privasi pengguna di masa depan.Perusahaan juga mengumumkan akan mengembangkan fitur keamanan lanjutan, termasuk enkripsi sisi klien (client-side encryption) untuk melindungi pesan pengguna ChatGPT dari akses pihak ketiga.