Ilustrasi anak stunting. Foto: ShutterstockMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan saat ini angka prevalensi balita stunting di Indonesia sentuh yang terendah sepanjang sejarah.Hal itu dikatakan Budi saat berikan pidato di Hari Kesehatan Nasional ke-61 di Kantor Kemenkes, Jakarta pada Rabu (12/11).“Untuk pertama kalinya dalam sejarah bangsa Indonesia, prevalensi stunting balita turun di bawah 20% mencapai angka 19,8%,” kata Budi.Budi menilai hal itu terjadi berkat transformasi Kesehatan layanan primer sebagai layanan yang menjadi rujukan awal masyarakat.Menkes Budi Gunadi Sadikin bersama Wamenkes Dante Saksono (kanan) dan Wamenkes Benjamin Paulus Oktavianus (kiri) di Kantor Kemenkes, Jakarta pada Rabu (12/11/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan“8.349 puskesmas telah menerapkan program integrasi layanan primer,” ucapnya.“324.000 lebih kader kesehatan di seluruh posyandu telah dilatih dengan 25 keterampilan dasar,” lanjutnya.Ia mengatakan, pemerintah akan terus mengembangkan analisis berkelanjutan berbagai penyakit untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.“Sistem surveilans penyakit kini sudah lebih cepat dan terintegrasi dengan peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat yang meningkat dan akan terus dikembangkan di seluruh provinsi dan 514 kabupaten kota,” jelasnya.Budi menyebutkan, perjalanan menuju Indonesia sehat adalah perjalanan yang panjang. Ia meminta seluruh jajaran di Kemenkes terus mengawal transformasi kesehatan dengan paradigma baru yakni bukan fokus mengobati tapi menjaga agar tetap sehat.“Saya berharap agar seluruh pegawai dan pejabat pemerintah, baik di pusat maupun di daerah, dapat melakukan gerakan perubahan budaya, baik cara pikir, cara kerja, budaya melayani. Budaya yang kerja dengan jujur, dengan integritas tinggi, tidak korupsi, birokrasi yang kompeten, akuntabel,” tutup Budi.