Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Wikimedia Commons/IAEA Imagebank)JAKARTA - Presiden Emmanuel Macron memperingatkan Israel, Prancis dan mitranya di Eropa akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap upaya melakukan aneksasi terhadap Tepi Barat yang merupakan wilayah Palestina.Hal itu disampaikannya saat menerima kunjungan kenegaraan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Paris, Hari Selasa.Presiden Macron menegaskan, setiap upaya pencaplokan Tepi Barat merupakan garis merah yang akan direspons dengan tindakan tegas."Rencana aneksasi sebagian atau total, baik legal maupun de facto, merupakan garis merah yang akan kami tanggapi dengan tegas bersama mitra Eropa kami," tegas Presiden Macron, melansir Euronews 12 November."Kekerasan para pemukim dan percepatan proyek permukiman mencapai titik tertinggi baru, mengancam stabilitas Tepi Barat dan merupakan pelanggaran hukum internasional," tandasnya.Sementara, Presiden Abbas memberi pengarahan kepada mitranya dari Prancis mengenai eskalasi Israel di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, perluasan pemukiman kolonial yang terus berlanjut, serangan oleh pemukim, serta serangan terhadap situs suci Kristen dan Islam, dikutip dari WAFA.Awal bulan ini, Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) melaporkan kekerasan koloni Israel di Tepi Barat baru-baru ini meningkat ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir.Dalam pernyataan yang dirilis pada 1 November UNRWA mengatakan, bulan lalu adalah bulan paling keras sejak dimulainya dokumentasi rutin insiden semacam itu 12 hingga 13 tahun yang lalu.Menurut badan tersebut, sebagian besar serangan terkonsentrasi selama musim panen zaitun, dengan para petani Palestina menghadapi serangan dan ditolak akses ke lahan mereka.Insiden tersebut mengancam mata pencaharian masyarakat di tengah meningkatnya serangan bersenjata dan pembakaran properti yang disengaja.Laporan badan PBB yang baru-baru ini diterbitkan juga menyoroti pemindahan paksa warga Palestina yang sedang berlangsung dari tanah mereka, khususnya di Tepi Barat utara, termasuk kamp pengungsi Jenin, Tulkarem dan Nur Shams.Pemindahan ini terjadi bersamaan dengan perluasan kolonisasi dan pembongkaran serta evakuasi rumah, yang menyebabkan pengungsian ratusan keluarga Palestina.