OJK Yakin Investor Pasar Modal Capai 20 Juta Awal 2026, Sekarang Sudah 19,3 Juta

Wait 5 sec.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menghadiri acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11/2025). Foto: Muhammad Fhandra Hardiyon/kumparanOtoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis target jumlah investor pasar modal RI diperkirakan bakal mencapai 20 juta pada kuartal pertama 2026.Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menyabut meski target 20 juta investor belum tercapai pada 2025, pencapaian itu masih sangat mungkin tercapai pada awal 2026."Dalam roadmap kita, juga kita cantumkan di 2027 itu mencapai 20 juta, insyaallah mudah-mudahan tahun ini bisa mungkin 20 juta, mungkin bisa. Ya (mungkin) engggak sampai ya, tapi slightly lower lah mungkin pertengahan atau kuartal 1 2026 itu sudah mencapai 20 juta," ujar Inarno dalam acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11).Seiring dengan meningkatnya jumlah investor, dominasi investor ritel juga semakin terlihat. Meski OJK berharap agar investor institusional domestik turut meningkatkan peranannya di pasar modal Indonesia."Tapi tentunya ini dari lebih banyak kepada investor retail, kami yang lebih berharap lagi adalah institusional untuk domestik untuk perannya semakin besar lagi ke pasar modal tentunya," tambahnya.Ilustrasi pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia. Foto: Nugroho Sejati/kumparanData terbaru BEI dan OJK menunjukkan peningkatan jumlah investor pasar modal. Pada 2020, jumlah investor pasar modal Indonesia tercatat sebanyak 3,88 juta, dan terus melonjak menjadi 19,32 juta investor per 7 November 2025.Bahkan, penambahan investor baru pada tahun ini tercatat sebanyak 4,2 juta, melampaui target tahunan yang sebelumnya ditetapkan. Menurut data yang ditampilkan, mayoritas investor Indonesia berasal dari kelompok usia muda, dengan 54,20 persen di antaranya berusia di bawah 30 tahun.Adapun untuk distribusi geografis, Jawa masih mendominasi dengan 69,22 persen dari total jumlah investor, diikuti oleh Sumatera sebesar 15,99 persen dan Sulawesi 5,24 persen.