Pemerintah Siapkan 20.000 Personel untuk Misi Perdamaian di Gaza

Wait 5 sec.

Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin saat ditemui di kantor Kementerian Pertahanan, Jumat (14/11/2025) (ANTARA/Walda Marison)JAKARTA - Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan TNI telah menyiapkan 20.000 prajurit untuk diturunkan dalam misi perdamaian di Gaza. "Kita maksimalkan 20.000 prajurit kita siapkan, tetapi spesifikasinya kepada kesehatan dan juga konstruksi," kata Sjafrie di kantor Kementerian Pertahanan, Antara, Jumat, 14 November. Sjafrie menjelaskan, penyiapan pasukan dalam jumlah besar itu dilakukan berdasarkan perintah Presiden Prabowo Subianto. Nantinya, para pasukan itu akan menjalankan beberapa tugas kemanusiaan seperti memberikan layanan kesehatan kepada warga yang jadi korban perang hingga membangun infrastruktur untuk kebutuhan masyarakat setempat. "Pasukan yang akan datang itu sifatnya untuk menjaga perdamaian itu bisa berlangsung lebih lama menuju kepada perundingan politik," tambah dia. Tidak hanya pengiriman pasukan, Sjafrie juga memastikan TNI AU akan terus memberikan bantuan rutin berupa logistik melalui metode airdrop, seperti yang telah dilakukan tahun ini. Saat ditanya kapan personel pasukan perdamaian dikirim ke Gaza, Sjafrie belum bisa memberikan tenggat waktu dengan rinci. Dia hanya menjelaskan bahwa keputusan pengiriman pasukan akan diambil oleh Presiden Prabowo Subianto. Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah memastikan pihaknya akan selalu siap untuk mengerahkan prajurit ke wilayah Gaza sebagai pasukan perdamaian. Hal tersebut dikatakan Freddy merespons sikap Presiden Prabowo Subianto yang berkomitmen untuk mengirim pasukan perdamaian ke Gaza. "Kami sampaikan bahwa TNI pada prinsipnya selalu siap melaksanakan setiap keputusan dan kebijakan pemerintah, dalam hal ini perintah langsung dari Presiden Republik Indonesia selaku Panglima Tertinggi TNI," kata Freddy kepada Antara di Jakarta. Menurut Freddy, segala bentuk keterlibatan TNI dalam misi di luar negeri merupakan buah dari kebijakan politik yang diambil pemerintah, dalam hal ini presiden. Dari segi persiapan teknis, Freddy mengaku pasukan TNI memang sudah disiapkan untuk melakoni misi di dalam maupun luar negeri, baik operasi militer ataupun operasi militer selain perang (OMSP). "Personel tersebut rutin menjalani pelatihan interoperabilitas, kesiapsiagaan logistik, dan kemampuan operasional di berbagai medan," jelas Freddy.  Walau seluruh aspek sudah disiapkan dengan baik, Freddy menegaskan pihaknya masih menunggu perintah pemerintah pusat dan Panglima TNI untuk menjalankan misi perdamaian di Gaza. "Intinya, TNI siap melaksanakan setiap keputusan pemerintah dengan profesional, proporsional, dan tetap menjunjung tinggi prinsip perdamaian serta kepentingan nasional Indonesia, berdasarkan pada legal standing nasional dan internasional," jelas Freddy.