Karhutla Masih Jadi Ancaman di Sumsel Meski Sudah Masuk Musim Hujan

Wait 5 sec.

Upaya pemadaman karhutla melalui water bombing di Sumsel. (foto: BPBD Sumsel)Kondisi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) kembali menjadi perhatian serius setelah data terbaru menunjukkan lonjakan luas lahan terbakar sepanjang 2025. Memasuki periode transisi menuju musim hujan, Sumsel justru mengalami peningkatan signifikan kebakaran lahan yang memicu kewaspadaan lintas instansi.Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan, Ferdian Kristanto, mengungkapkan bahwa total luasan karhutla sejak Januari hingga Oktober 2025 mencapai 5.264,2 hektare (ha), meningkat drastis dibandingkan dua bulan sebelumnya.Data terbaru menunjukkan bahwa karhutla mengalami peningkatan hampir 2.329 hektare sejak Agustus lalu. Kenaikan ini bertepatan dengan puncak musim kemarau, namun Ferdian menegaskan faktor teknis pengamatan satelit juga berpengaruh.“Citra satelit pada bulan-bulan tertentu lebih jelas, sehingga pencatatan luasan menjadi lebih akurat,” jelasnya, Jumat (14/11/2025).Dari total area terbakar, lahan mineral kembali mendominasi dengan 4.882,7 hektare, sementara gambut tercatat 381,6 hektare.Delapan wilayah di Sumsel tercatat sebagai daerah dengan lahan terbakar terluas yakni OKI: 1.293,2 ha, Musi Banyuasin: 960,4 ha, Ogan Ilir: 654,8 ha, OKU: 629,7 ha, Musi Rawas: 369,6 ha, Muratara: 298,6 ha, OKU Selatan: 259,0 ha dan Empat Lawang: 214,7 ha.Kondisi ini menunjukkan bahwa pola karhutla masih konsisten menyerang area yang didominasi lahan mineral dan kawasan dengan aktivitas manusia yang tinggi.Meski sejumlah wilayah mulai diguyur hujan, intensitasnya masih bersifat lokal dan belum cukup untuk meredam risiko kebakaran. Situasi tersebut mendorong Manggala Agni memperpanjang masa patroli hingga Desember 2025.Langkah ini juga didorong oleh efek anomali iklim, seperti kejadian kebakaran besar yang kembali pecah di beberapa wilayah Riau, memaksa Manggala Agni melakukan operasi gabungan di Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak, dan Bengkalis.BNPB sebelumnya menyiagakan lima helikopter untuk operasi karhutla di Sumsel, namun tiga di antaranya ditarik akibat pembagian kebutuhan nasional. Kini hanya dua helikopter yang masih bertugas hingga 30 November 2025 yakni satu helikopter patroli dan satu helikopter water bombingKeduanya difokuskan untuk menyisir wilayah risiko tertinggi, yaitu Musi Banyuasin, Banyuasin, dan OKI.“Hujan sudah mulai turun, tapi belum merata. Ini alasan dua helikopter tetap bertahan,” ungkap Sudirman, Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel.Data tiga tahun terakhir menunjukkan pola konsisten:2023: 4.162,3 ha terbakar2024: 3.160,3 ha2025: kembali naik di atas 5.200 habuatkan description sesuai dengan SEO dan 170 karakter