Pasar Malam Indonesia Meriahkan Phnom Penh, Dubes Santo: Musik, Tari dan Makanan Adalah Bahasa Universal

Wait 5 sec.

Pasar Malam Indonesia Phnom Penh, Kamboja. (KBRI Phnom Penh)JAKARTA - Musik, tari dan makanan yang merupakan bahasa universial, diharapkan dapat mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia-Kamboja, kata Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto saat membuka Phsaar Reatrei Indonesia (Pasar Malam Indonesia) Hari Sabtu.Acara yang digelar KBRI Phnom Penh di Chaktomuk Walk Street pada 15-16 November ini menghadirkan festival budaya, bazaar kuliner hingga produk Indonesia. Acara dibuka bersama Dubes Santo dengan Sekretaris Negara Kementerian Pariwisata Kamboja Katoeu Mohammad Nossry dan Wakil Gubernur Phnom Penh Imran Hassan.  Dubes Santo mengatakan, Pasar Malam Indonesia merupakan "celebration of frendship" yang menekankan suasana hangat dan semarak seperti di Tanah Air. Ia pun mengajak pengunjung untuk menikmati gelaran ini sebagai tempat bertemu, berbagi cerita dan mempererat komunitas kedua negara.Pasar malam ini menghadirkan 12 booth yang menyediakan berbagai makanan dan produk Indonesia. Pengunjung bisa mencicipi hidangan populer seperti bakso, sate ayam hingga martabak, serta menemukan beragam produk Indonesia yang kini semakin digemari di Kamboja — mulai dari makanan dan minuman, produk perawatan tubuh, hingga obat-obatan tradisional.Pasar Malam Indonesia Phnom Penh, Kamboja. (KBRI Phnom Penh)Pertunjukan budaya menjadi bagian utama dari acara ini. Para pengunjung dapat menikmati tarian dan musik tradisional Indonesia yang dibawakan oleh para siswa Pusat Budaya Indonesia (Pusbudi) Nusantara di Phnom Penh. Acara juga dimeriahkan oleh lagu dangdut dari penyanyi muda Indonesia, Fire Amanda, serta penampilan spesial musik perpaduan Indonesia–Khmer oleh DJ Osvaldo Nugroho.Selain itu, tersedia berbagai permainan interaktif yang memberi kesempatan bagi pengunjung untuk memenangkan hadiah berupa produk-produk Indonesia."Musik, tari, dan makanan adalah bahasa universal yang diharapkan dapat menghubungkan orang Kamboja dengan budaya Indonesia dengan cara yang berkesan dan menyenangkan," jelas Dubes Santo, melansir keterangan KBRI Phnom Penh 16 November.Lebih jauh Dubes Santo berharap acara ini dapat mempererat hubungan tidak hanya antara masyarakat Indonesia dan Kamboja, tetapi juga dengan komunitas internasional yang lebih luas yang tinggal di Phnom Penh.Acara Phsaar Reatrei Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Phnom Penh dengan dukungan Smart Axiata di Chaktomuk Walk Street tidak hanya ditujukan untuk menarik pengunjung akhir pekan, tetapi juga untuk mendukung upaya pemerintah Kamboja dalam menjadikan area tersebut sebagai pusat budaya dan pariwisata utama.KBRI Phnom Penh mengatakan, Phsaar Reatrei Indonesia adalah bagian dari upaya diplomasi budaya Indonesia, wadah untuk memperkenalkan budaya Indonesia, mempererat pemahaman antara Indonesia dan Kamboja, serta merayakan nilai-nilai yang dimiliki bersama.Selain itu, pasar malam ini bertujuan menarik minat masyarakat Kamboja untuk berkunjung ke Indonesia, mengenalkan berbagai produk Indonesia, dan mendukung kerja sama yang lebih luas dalam bidang pariwisata dan perdagangan antara kedua negara.