Pemimpin Hizbullah Naim Qassem/FOTO via Wikimedia CommonsJAKARTA - Hizbullah berbicara ancaman perang saudara dengan memperingatkan "tidak akan ada kehidupan" di Lebanon jika pemerintah berusaha menghadapi atau melenyapkan kelompok yang didukung Iran tersebut.Pemerintah ingin mengendalikan persenjataan sejalan dengan rencana yang didukung AS menyusul operasi militer Israel melawan Hizbullah, yang didirikan empat dekade lalu dengan dukungan Garda Revolusi Teheran.Namun kelompok itu menolak tekanan untuk melucuti senjata, dengan mengatakan hal itu tidak dapat terjadi sampai Israel mengakhiri serangan dan pendudukannya di jalur selatan Lebanon yang pernah menjadi benteng Hizbullah."Inilah bangsa kita bersama. Kita hidup bermartabat bersama, dan kita membangun kedaulatannya bersama - atau Lebanon akan hancur jika kalian berdiri di pihak lain dan mencoba melawan serta melenyapkan kami," kata pemimpin Hizbullah Naim Qassem, dalam pidato yang disiarkan televisi dilansir Reuters, Jumat, 15 Agustus.Israel telah memberikan pukulan telak kepada Hizbullah dalam dua tahun terakhir, menewaskan banyak petingginya, termasuk mantan pemimpin Hassan Nasrallah, dan 5.000 pejuangnya, serta menghancurkan sebagian besar persenjataannya. Perdana Menteri Lebanon, Nawaf Salam, mengatakan pernyataan Qassem secara implisit mengandung ancaman perang saudara, dan menyebutnya "tidak dapat diterima"."Tidak ada pihak di Lebanon yang diizinkan untuk memiliki senjata di luar kerangka negara Lebanon," kata Salam dalam unggahan di X yang memuat pernyataannya dari wawancara dengan surat kabar pan-Arab Asharq Al-Awsat.Kabinet Lebanon minggu lalu menugaskan tentara untuk membatasi persenjataan hanya pada pasukan keamanan negara, sebuah tindakan yang membuat marah Hizbullah.