PBB Desak Pengiriman Bantuan Kemanusiaan Skala Besar ke Jalur Gaza

Wait 5 sec.

Anak-anak mengantre makanan di Gaza. (Twitter/@UNRWA)JAKARTA - Juru bicara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Stéphane Dujarric menekankan pekan ini, mendesaknya kebutuhan untuk memungkinkan para pekerja kemanusiaan mengirimkan bantuan penyelamatan jiwa dalam skala besar di seluruh Jalur Gaza.Dalam konferensi pers harian di kantor pusat di Jenewa, Swiss ia mengatakan itu penting guna menghindari kematian akibat kelaparan saat korban tewas akibat hal tersebut terus bertambah di wilayah kantong Palestina itu."Untuk menghindari kematian akibat kelaparan Israel, para pekerja kemanusiaan harus mampu mengirimkan makanan dalam skala besar dan berkelanjutan melalui semua persimpangan dan jalan yang tersedia untuk menjangkau 2,1 juta penduduk Jalur Gaza, yang setengahnya adalah anak-anak," katanya seperti melansir WAFA dari situs UN News Selasa 19 Agustus."Kami prihatin dengan pengumuman otoritas Israel tentang perluasan kegiatan militer mereka yang akan segera terjadi di Kota Gaza," tambahnya, menyusul rencana Israel untuk menguasai Kota Gaza secara militer yang sudah disetujui kabinet negara itu.Dujarric menekankan, perluasan operasi untuk menduduki seluruh Kota Gaza "akan menyebabkan ribuan orang kembali mengungsi ke daerah padat penduduk di Jalur Gaza selatan, yang bahkan kekurangan infrastruktur dan layanan paling dasar, termasuk makanan, air, dan layanan medis."Diberitakan sebelumnya, Amnesty International dalam laporannya yang disusun untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga swadaya masyarakat, Jalur Gaza, Palestina berada di ambang bencana kelaparan yang akan segera terjadi.Setelah mewawancarai 19 warga Palestina yang mengungsi dan dua tenaga medis yang merawat anak-anak yang kekurangan gizi, organisasi tersebut menyatakan, "Israel sedang melakukan kampanye kelaparan yang disengaja di Jalur Gaza yang diduduki, secara sistematis menghancurkan kesehatan, keselamatan, dan tatanan sosial kehidupan Palestina."Organisasi tersebut menjelaskan, kesaksian yang dikumpulkannya menegaskan, "hasil yang disengaja dari rencana dan kebijakan yang dirancang dan dilaksanakan oleh Israel selama 22 bulan terakhir dengan sengaja memaksakan kondisi kehidupan kepada warga Palestina di Gaza yang diperkirakan akan menyebabkan kehancuran fisik mereka, dan merupakan bagian dari genosida yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh Israel terhadap warga Palestina di Gaza."Sementara itu, juru bicara Kantor HAM PBB mengatakan, Israel mengizinkan sejumlah pasokan masuk ke Jalur Gaza, tetapi jumlahnya tidak cukup untuk mencegah kelaparan yang meluas."Dalam beberapa minggu terakhir, otoritas Israel hanya mengizinkan bantuan masuk dalam jumlah yang jauh di bawah jumlah yang dibutuhkan untuk mencegah kelaparan yang meluas," kata juru bicara Kantor HAM PBB Thameen Al Kheetan, dalam jumpa pers di Jenewa, melansir The National.Ia menambahkan, risiko kelaparan di Gaza merupakan "akibat langsung dari kebijakan pemerintah Israel yang memblokir bantuan kemanusiaan".Sementara itu, Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT), badan militer dan Kementerian Pertahanan Israel yang bertanggung jawab mengoordinasikan pengiriman bantuan ke Gaza mengatakan, Israel telah menginvestasikan "upaya yang cukup besar" dalam pendistribusian bantuan.Hingga Selasa, total korban tewas akibat kelaparan dan malnutrisi di wilayah kantong Palestina itu telah mencapai 263 jiwa, termasuk 112 anak-anak.