Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato saat Sidang Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR Tahun Sidang 2025-2026 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). Foto: Youtube/TVR PARLEMENBerita mengenai 10 kementerian atau lembaga (k/l) dengan anggaran terbesar menjadi salah satu berita yang ramai dibaca pada Sabtu (16/8).Selain itu, kabar Presiden Prabowo Subianto yang akan menarik utang baru senilai Rp 781,86 triliun pada tahun 2026 juga menjadi berita yang ramai dikunjungi di kumparanBisnis. Berikut rangkumannya.10 Kementerian dengan Anggaran TerbesarPada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026, pemerintah mengalokasikan total anggaran untuk 102 k/l senilai Rp 1.498,2 triliun. Dari anggaran tersebut, Badan Gizi Nasional (BGN) mendapat porsi yang paling besar dengan alokasi anggaran mencapai Rp 268 triliun.Selain BGN, fokus anggaran terbesar selanjutnya juga menyasar sektor pertahanan dan keamanan. Pada posisi kedua ada Kementerian Pertahanan dengan total anggaran belanja mencapai Rp 185 triliun dan pada posisi ketiga ada Kepolisian Republik Indonesia dengan Rp 145,65 triliun.Berikut 10 daftar Kementerian atau Lembaga yang mendapat anggaran belanja tertinggi pada RAPBN 2026:Badan Gizi Nasional Rp 268 triliunKementerian Pertahanan Rp 185 triliunKepolisian Republik Indonesia Rp 145,65 triliunKementerian Pekerjaan Umum Rp 118,5 triliunKementerian Kesehatan Rp 114 triliunKementerian Agama Rp 88,77 triliunKementerian Sosial Rp 84,44 triliunKementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Rp 61 triliunKementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Rp 55 triliunKementerian Keuangan Rp 52,016 triliunPrabowo Bakal Tarik Utang Rp 781,86 TPada tahun depan berdasarkan buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, Prabowo memang akan menarik utang baru senilai Rp 781,86 triliun.Utang itu akan dipenuhi melalui penerbitan SBN dan penarikan pinjaman. Pembiayaan utang yang berasal dari SBN akan dipenuhi melalui penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)/Sukuk Negara."Sementara itu, pinjaman Pemerintah terdiri dari Pinjaman Dalam Negeri dan Pinjaman Luar Negeri. Instrumen pinjaman akan lebih banyak dimanfaatkan untuk mendorong kegiatan/proyek prioritas Pemerintah," tulis dokumen tersebut.Pada dokumen itu, juga terdapat data mengenai pembiayaan utang dari tahun 2021-RAPBN 2026, jumlah utang pada tahun 2021 ditarik sebesar Rp 870,5 triliun, tahun 2022 sebesar Rp 696 triliun, tahun 2023 Rp 404 triliun, tahun 2024 Rp 558,1 triliun, outlook 2025 sebesar Rp 715,5 triliun, dan RAPBN 2026 Rp 781,86 triliun.Dengan jumlah utang yang akan ditarik tahun depan terebut, angka itu menjadi yang terbesar sejak 2022.