Merah darahku, putih tulangku, merah putih Indonesia!Yup, Agustus jadi bulan di mana kamu bakalan ngeliat bendera merah putih berkibar di segala penjuru Indonesia. Nggak cuma sekadar di sekolah atau instansi pemerintah, tapi juga di setiap rumah.Kalau melihat momen ini, rasanya persis banget kayak lirik lagunya gitu ya:“Berkibarlah benderaku, lambang suci gagah perwira, di seluruh pantai Indonesia…”Nah, memang gak lain dan gak bukan, karena linimasa ini bertepatan dengan bulan kemerdekaan bangsa kita nih, Grameds. 17 Agustus 1945!Ya, meskipun sentimen kata “merah putih” dalam pembicaraan di sosial media lagi tergolong buruk–lantaran munculnya film animasi baru dan situasi negara yang lagi carut marut, sampai-sampai orang lebih milih buat kibarin bendera bajak laut (One Piece), jangan sampai problema itu membuat kita jadi terlarut-larut dan jadi menyingkirkan kemasyhuran Sang Saka Merah Putih.Soalnya kan, mau bagaimanapun, bendera itu tetap merupakan simbol kebesaran buat sebuah negara, yang juga menyimpan nilai historis di baliknya.Yuk kita bahas bendera merah putih secara menyeluruh! ✊🇮🇩Awal Mula Merah Putih: Dari Kerajaan hingga Pergerakan NasionalWarna merah dan putih ternyata sudah eksis jauh sebelum Indonesia merdeka, lho! Pada abad ke-13, Kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur sudah memakai panji merah putih sebagai lambang kebesaran. Warna ini bukan sembarang warna, ia dipilih lantaran punya arti: merah melambangkan keberanian, sementara putih melambangkan kesucian.Lompatan ke tahun 1928, tepatnya di pulau Jawa, bendera merah putih kembali berkibar—kali ini di tangan para pelajar dan kaum nasionalis. Mereka memakainya sebagai simbol protes terhadap penjajahan Belanda, sekaligus penyemangat untuk meraih kemerdekaan.Ya, bendera ini memang sudah lama jadi bintang utama di panggung perjuangan.Dari Proklamasi hingga Menjadi Bendera NasionalLalu, tibalah momen bersejarah itu. 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, bendera merah putih dikibarkan untuk pertama kalinya sebagai bendera nasional, tepat saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.Sebelumnya, selama 340 tahun (1602–1942) yang berkibar adalah bendera Belanda, dan selama sekitar 3 tahun 5 bulan (Maret 1942 – Agustus 1945) bendera Jepang.Begitu Indonesia merdeka, Sang Merah Putih resmi jadi simbol negara, dan sejak saat itu ia selalu hadir di setiap upacara bendera—dari sekolah hingga istana.Lagu Nasional yang MengiringiKalau bendera bisa bicara, mungkin ia akan berterima kasih kepada Ibu Soed (Saridjah Niung) yang menciptakan lagu "Berkibarlah Benderaku". Lagu ini jadi salah satu lagu wajib nasional, dan punya cerita yang cukup dramatis.Pada masa Agresi Militer Belanda I tahun 1947, Joesoef Ronodipoero—pimpinan Radio Republik Indonesia—mendapat ancaman senjata dari tentara Belanda untuk menurunkan bendera merah putih di kantor RRI. Tapi, Joesoef bersikeras mempertahankannya. Hasilnya? Bendera itu tetap berkibar dengan gagah.Baca Artikel Lainnya di Sini!Fakta Menarik Di Balik Bendera Merah PutihDi balik kesederhanaan tampilannya, bendera ini juga menyimpan beberapa fakta menarik:🪪Punya Beberapa SebutanSelain “Bendera Pusaka”, ia juga dikenal dengan sebutan “Sang Saka Merah Putih” dan “Sang Dwiwarna”.🧵Dijahit oleh Ibu FatmawatiBendera pertama dijahit pada tahun 1944 oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, dari bahan katun Jepang dengan ukuran 276 x 200 cm.🎋Pertama Kali Dikibarkan di Tiang BambuPada 17 Agustus 1945, tiang bambu menjadi saksi sejarah pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya.📝Makna FilosofisMerah berarti keberanian dan juga melambangkan semangat dan pengorbanan; putih berarti kesucian, kejujuran dan niat baik. Ini jadi pilar-pilar yang membentuk karakter bangsa.🗺️Bukan Hanya IndonesiaNegara lain seperti Monako dan Singapura juga memakai kombinasi merah-putih di benderanya, tapi dengan desain dan rasio berbeda.Baca juga: Bukan Sekadar Bendera, Jolly Roger One Piece Ternyata Siratkan Makna Mendalam!Rekomendasi Buku di Hari KemerdekaanOya, Gramin punya rekomendasi bacaan yang bisa kamu gunakan untuk memperluas wawasan kamu tentang sejarah dan perjuangan para pahlawan kemerdekaan nih!1. The Memorable Life of Soekarno: Kisah Kepahlawanan – Adimitra NursalimNyoman Rai yang memiliki nama lahir Koesno Sosrodihardjo. Akan tetapi, Koesno muda menjalani masa kecilnya sebagai anak yang sakit-sakitan. Oleh karena itu, kedua orang tuanya memutuskan untuk mengubah nama sang anak dari "Koesno Sosrodihardjo" menjadi "Soekarno". Namun, siapa kira bahwa nama Karno yang diberikan oleh keduanya justru menjadi nama tokoh kunci dalam kemerdekaan Indonesia beberapa tahun kemudian. Soekarno tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan karismatik, bahkan dalam kancah menuju dan pasca kemerdekaan, Soekarno terbukti telah lihai dalam memainkan hal-hal penting dalam peran-peran sentral yang ia emban.Temukan di Sini!Soekarno menjabat sebagai Presiden Indonesia pertama pada periode 1945–1967. Selain nama besarnya sebagai presiden, beliau juga terkenal sebagai penyambung lidah rakyat. Kedekatannya dengan rakyat tak perlu diragukan dan sudah sepatutnya dicontoh oleh pemimpin di era sekarang. Ia juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan penjajahan Belanda. Selain itu, Soekarno juga merupakan penggagas Pancasila dan Proklamator Kemerdekaan Indonesia bersama dengan Mohammad Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945.Meskipun Soekarno dikenal sebagai sosok pemimpin yang berkarisma, karisma yang dimiliki sang Legenda ini bukanlah sesuatu yang menempel lantaran predikatnya sebagai seorang presiden atau pejuang. Ini merupakan percampuran antara bakat alami dan perjalanan hidup yang berliku.2. Di Bawah Bendera Revolusi - Ir. SukarnoTemukan di Sini!Nasionalis sejati yang nasionalismenya itu bukan semata-mata suatu copy atau tiruan dari nasionalisme Barat, akan tetapi timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan. Nasionalis yang menerima rasa nasionalismenya itu adalah mereka yang menganggap rasanya sebagai suatu wahyu dan melaksanakan rasa itu sebagai suatu bakti adalah terhindar dari segala paham kekecilan dan kesempitan. Baginya, maka rasa cinta bangsa itu adalah lebar dan luas, dengan memberi tempat pada lain-lain sesuatu, sebagai lebar dan luasnya udara yang memberi tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.Di bawah Bendera Revolusi adalah buku fenomenal yang menghimpun tulisan-tulisan Soekarno pada masa penjajahan Belanda (1917–1925), menurut Asvi Warman Adam 61 tulisan ditulis sejak tahun 1926-1941. Pertama kali diterbitkan pada tahun 1959 oleh sebuah Panitia Penerbitan. Menurut catatan penerbit, judul Di bawah Bendera Revolusi adalah judul yang dipilih oleh Soekarno sendiri, untuk menandai bahwa pemikiran-pemikiran itu lahir dalam kondisi Indonesia yang sedang menuju revolusi kemerdekaannya. Buku ini bagus untuk generasi muda dalam memahami dan memperjuangkan cita-cita dan tujuan Indonesia.3. Hatta: Jejak yang Melampaui Zaman - Seri TempoTemukan di Sini!Kisah Mohammad Hatta adalah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Sukarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir.Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang 2001–2009, serial buku ini mereportase ulang kehidupan keempatnya, mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.4. Sjahrir: Peran Besar Bung Kecil - Seri TempoSutan Sjahrir adalah seorang intelektual, perintis, dan revolusioner kemerdekaan Indonesia. Mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sutan Sjahrir sendiri justru absen dari peristiwa besar itu. Dia memilih jalan elegan untuk menghalau penjajah: jalur diplomasi—cara yang ditentang tokoh lain yang lebih radikal. Ideologinya, anti fasis, dan anti militer, dikritik hanya untuk kaum terdidik. Ia dituduh elitis.Temukan di Sini!Sjahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Sejatinya, Sutan Sjahrir juga turun ke gubuk-gubuk, berkeliling Tanah Air menghimpun kader Partai Sosialis Indonesia. Sejarah telah menyingkirkan peran besar Bung Kecil—begitu Sjahrir biasa disebut. Ia meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Sjahrir adalah revolusioner yang gugur dalam kesepian.Kisah Sutan Sjahrir ini adalah satu dari empat cerita tentang pendiri republik: Soekarno, Hatta, Tan Malaka, dan Sutan Sjahrir. Diangkat dari edisi khusus Majalah Berita Mingguan Tempo sepanjang tahun 2001–2009, serial buku ini mereportase ulang kehidupan keempatnya, mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan juga cerita kamar tidur mereka.5. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia - George McTurnan KahinTemukan di Sini!Kemerdekaan Indonesia dicapai melalui jalan yang berat. Berkaitan dengan berakhirnya Perang Dunia II, masa penjajahan dan perpecahan yang panjang, hingga melahirkan revolusi. Pasca-Proklamasi kemerdekaan, perjuangan masih berlanjut untuk mencapai kemerdekaan politik nasional. Di masa awal kemerdekaan, pemerintah dihadapkan dengan banyak masalah: pemberontakan di berbagai daerah, kemiskinan dan kesengsaraan, kuatnya dominasi barat baik secara politik, ekonomi dan budaya, sehingga terjadi revolusi yang berkelanjutan.Kahin menulis kisah perjuangan pasca-kemerdekaan Indonesia secara rinci dan terstruktur. Ia beruntung berada di Indonesia pada masa akhir revolusi, sehingga bisa melihat langsung fase-fase penting revolusi di Indonesia. Ia sempat bertemu dengan sejumlah tokoh kunci di masa itu, seperti Presiden Sukarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Sutan Sjahrir, Agus Salim, Mohammad Natsir, dan beberapa tokoh lainnya, baik dari kelompok nasionalis di pusat pemerintahan, hingga tokoh-tokoh kunci daerah, sehingga banyak mendapatkan informasi penting dari mereka. Kahin menganalisa beberapa peristiwa dengan setting yang sangat rumit dan kemudian menyusunnya menjadi 15 bab yang disusun secara terstruktur di buku ini.Nah, kira-kira begitu deh penjelasan Gramin, soal perjalanan panjang Bendera Merah Putih. Sejak awal mulanya, hingga kini bisa berkibar di setiap rumah di Indonesia.Bisa dibilang, bendera merah putih itu bukan hanya kain yang jadi kebanggaan buat negara kita. Lebih dari itu, ia juga merupakan lembaran sejarah, saksi perjuangan, dan pengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini datang dari keberanian dan pengorbanan.Jadi, setiap kali melihatnya berkibar, ingatlah: ada cerita panjang dan makna dalam di balik dua warna itu.Teman Membaca Spesial Kemerdekaan 🇮🇩Nah, buat kamu yang merindukan bacaan baru di rak buku, Gramedia punya Teman Membaca Spesial Kemerdekaan yang bisa kamu dapatkan dengan potongan harga sampai 20%. 😍Dapatkan Promonya di Sini!Jangan sampai kelewatan, karena promonya hanya berlangsung hingga 24 Agustus 2025 aja, lho!Baca juga: Tantangan Iblis Bulan Makin Mencekam, Demon Slayer: Infinity Castle Siap Guncang Layar Lebar Indonesia!✨ Oya, jangan lupakan juga penawaran spesial lainnya dari Gramedia hanya untuk kamu! Cek promonya di bawah ini agar belanja kamu jadi lebih hemat! ⤵️Temukan Semua Promo Spesial di Sini!