Suasana 'Kampung Surya' di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanSore hari di Kampung Jagorawi, RT 001 RW 03 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, suara percakapan warga dan riuh anak-anak yang bermain di gang-gang sempit menjadi pemandangan biasa.Di tengah kesibukan itu, atap aula RT 001 menyimpan kecerahan bagi warga. Di sana terpampang panel surya yang dipasang untuk menunjang kegiatan.Panel surya ini bukan hanya simbol energi baru terbarukan, tapi juga menjadi alat praktis yang mendukung berbagai aktivitas komunitas, mulai dari penerangan saat pengajian hingga sound system untuk acara RT dan RW.Pemasangan panel surya ini dilakukan oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan salah satu perusahaan, melalui LSM Fakta, pada Maret 2021.Panel surya yang terpasang di Aula RT 001 RW 03 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanSelain memberi manfaat praktis, proyek ini juga bertujuan melatih remaja lokal untuk memahami teknis energi terbarukan.Manfaat Panel Surya untuk WargaPendi (43), warga Kampung Surya, menjelaskan bagaimana panel surya mempermudah berbagai kegiatan warga.“Panel surya ini sangat bermanfaat untuk kami warga, tapi bukan untuk perumahan. Tapi untuk hanya di aula saja. Saat aula itu dipakai untuk kegiatan-kegiatan warga, RT, RW atau yang lain yang berbau umum,” jelas Pendi saat ditemui kumparan di warung soto miliknya yang tak jauh dari aula, Senin (18/8).Pendi, warga Kampung Jagorawi yang dijuluki 'Kampung Surya' saat ditemui di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanJoko (49), warga lainnya juga menambahkan, energi yang dihasilkan panel surya membantu mengurangi ketergantungan pada listrik PLN. Terutama saat aula digunakan untuk pengajian, perpustakaan, atau acara komunitas.“Tapi kan untuk di sini ya, untuk di aula ya sangat menghemat energi. Ini kan pakai istilahnya pembayaran perbulannya ini kan kalau dari murni PLN ya cukup lumayan,” jelas Joko kepada kumparan di aula RT 001.“Masalahnya kan ada kegiatan kalau sore ini ada anak ngajinya, kalau Sabtu-Minggu ada perpustakaannya kan di sini. Jadi kan membutuhkan yang begini kipas, lampu kan. Jadi sangat-sangat membantu sekali untuk panel surya ini,” tambahnya.Detail Teknis dan KapasitasInverter untuk panel surya yang terpasang di Aula RT 001 RW 03 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanJoko juga memberikan informasi teknis terkait kapasitas panel surya.“Pokoknya ini kalau dihitung wattnya itu sekitar sampai 2.000, 2.200 gitu,” jelas Joko.Panel ini dapat menyalakan lampu, sound system, dan penerangan aula secara mandiri. Jika ada kelebihan energi, sistem semula dapat menyalurkan daya kembali ke PLN. Namun, tidak bisa langsung dialirkan ke rumah warga.“Kalau ini cuma pemakaian segini kan jadi overload lebih. Makanya ke arah PLN kan, kan lebih jadinya kapasitas ke aki,” ujar Joko.Panel surya yang terpasang di Aula RT 001 RW 03 Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanSelain penggunaan energi untuk aula, panel surya ini juga berfungsi untuk memberikan penerangan hingga ke depan gang. Namun, belum bisa untuk digunakan pribadi oleh warga.“Ya cuma untuk penerangan jalan sampai depan lah. Sampai depan gapura, gang itu ke sini buat penerangan,” jelas Joko.Menurut Pendi, jika panel surya ini dapat digunakan untuk rumah warga, kemungkinan dapat menyinari sekitar 4-5 rumah.“Kalau itu seandainya buat rumah, itu saya rasa itu kalau buat antara lima rumah atau empat rumah itu kuat. Karena saya kan punya sound system, saya coba di sound saya mampu,” ucapnya.Suasana 'Kampung Surya' di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanPendi menyebut, pemasangan panel surya sepenuhnya gratis.“Alhamdulilah dari IESR dan Solar itu membuktikan pasang panel surya secara gratis,” jelas Pendi.Akan tetapi, jika warga ingin memasang panel surya sendiri di rumah, biayanya tergolong tinggi. Sehingga hal ini menjadi penghalang bagi sebagian besar warga.“Setelah kami tanya nominalnya, jarang warga yang mampu. Karena bisa-bisa satu panel surya itu Rp 30 juta. Dan fasilitas kekuatannya juga nggak terlalu banyak,” jelas Pendi.“Kalau ini kan disampaikan hanya kuat untuk beberapa kulkas, hanya sebagian saja. Nah, kalau ingin lebih kuat semuanya, berarti harus pakai sekian ribu panel surya. Waduh, nah, di situ kami berpikir-pikir,” lanjutnya.Suasana 'Kampung Surya' di Kebon Pala, Makasar, Jakarta Timur, Senin (18/8/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanNamun, saat ini panel surya tidak berfungsi dengan optimal. Warga mengaku sudah mencoba berkomunikasi dengan pihak terkait untuk memperbaiki kondisi panel.Meskipun mengalami kendala, warga tetap berharap panel surya dapat diperbaiki dan dimanfaatkan lagi.“Karena begini, kalau terus-terusan seperti itu panel surya tidak bermanfaat, ya warga juga tidak bisa menikmati,” jelas Pendi.Warga berharap, selain perbaikan, penggunaan panel surya bisa diperluas agar lebih banyak aktivitas komunitas dan fasilitas publik dapat ditunjang dengan energi terbarukan.