Ilustrasi Kolagen. Foto: Indy Graphic design/ShutterstockKolagen itu ibarat rangka yang bikin kulit kita tetap kencang, kenyal, dan sehat. Waktu masih muda, stoknya melimpah sehingga kulit terasa bouncy, pori-pori rapat, dan garis halus nyaris nggak kelihatan.Tapi mulai usia pertengahan 20-an, jumlah kolagen mulai berkurang sekitar 1% setiap tahun. Hasilnya? Kulit bisa jadi lebih kendur, pori-pori tampak besar, dan kerutan mulai muncul.Kolagen ini tinggalnya di lapisan dermis kulit. Selain menjaga kekuatan dan elastisitas, dia juga membantu kulit tetap lembap dan mempercepat penyembuhan luka. Sayangnya, penurunannya nggak cuma karena faktor alami, tapi juga dipicu gaya hidup dan lingkungan. Sinar UV, polusi, merokok, sampai kebiasaan konsumsi gula berlebihan bisa mempercepat kolagen “rusak” dan bikin kulit kehilangan kekenyalannya.Ilustrasi sunscreen spray. Foto: vijay solanki photography/ShutterstockItu sebabnya, mencegah kerusakan kolagen jauh lebih gampang daripada memperbaiki. Sinar matahari jadi musuh terbesar, jadi nggak heran sunscreen dengan SPF minimal 30 selalu masuk daftar wajib para dermatolog. Nggak cuma buat mencegah kanker kulit dan flek, tapi juga menjaga kolagen tetap aman.Kalau mau nambah stok kolagen, ada banyak cara yang bisa dicoba. Untuk perawatan di rumah, retinoid bisa memberi sinyal ke sel kulit supaya memproduksi kolagen dan asam hialuronat lebih banyak. Kalau kulitmu sensitif, vitamin C juga jadi pilihan bagus karena membantu pembentukan kolagen sekaligus mencerahkan kulit.Di klinik, ada beberapa treatment yang bisa dicoba, mulai dari microneedling, radio frequency, ultrasound skin tightening, sampai laser yang merangsang kulit memproduksi kolagen baru. Ada juga filler biostimulan dan PRP (platelet-rich plasma) yang nggak cuma memberi efek plumpy, tapi juga merangsang kolagen jangka panjang.Ilustrasi konsumsi makanan sehat. Foto: Shutter StockJangan lupa, pola hidup sehat juga berperan besar. Makanan yang kaya vitamin C dan zinc, seperti salmon, dan putih telur bisa bantu pembentukan kolagen dari dalam. Tidur cukup dan mengelola stres juga penting supaya kulit punya waktu regenerasi. Suplemen kolagen mungkin masih jadi perdebatan, tapi banyak orang merasakan kulit lebih lembap setelah rutin mengonsumsinya.Tanda-tanda tubuh mulai kekurangan kolagen biasanya terlihat dari kulit yang kendur, rambut menipis, kuku rapuh, sampai nyeri sendi. Idealnya, perhatian pada kolagen dimulai sejak pertengahan 20-an. Tapi kalau baru mulai di usia 30, 40, atau 50-an pun nggak masalah, hasilnya tetap bisa terlihat, asal konsisten.Merawat kolagen merupakan cara kita menjaga kesehatan kulit jangka panjang, supaya tetap kencang, lentur, dan awet muda seiring bertambahnya usia.