300 Ribu Orang Hilang Selama Lima Dekade Keluarga Assad Berkuasa di Suriah

Wait 5 sec.

Pengungsi Suriah kembali ke tanah airnya. (Wikimedia Commons/Anatolian Agent)JAKARTA - Komisi Suriah untuk Orang Hilang memperkirakan ratusan ribu orang hilang di Suriah sejak keluarga Assad mulai memerintah negara itu pada tahun 1970-an.Komisi tersebut memperkirakan antara 120.000 dan 300.000 orang telah hilang antara tahun 1970, ketika Hafez Al Assad berkuasa, hingga saat ini."Mungkin lebih banyak lagi," ujar Mohammed Reda Jalkhi, kepala badan yang dibentuk pada bulan Mei, kepada kantor berita Pemerintah Sana, seperti dilansir dari The National 19 Agustus.Lebih jauh dikatakan, puluhan ribu orang hilang atau ditahan selama perang saudara Suriah, yang pecah pada tahun 2011 setelah tindakan keras terhadap protes anti-pemerintah, saat negara itu diperintah oleh Bashar Al Assad, putra dari Hafez.Di bawah pemerintahan keluarga Assad, Suriah mengoperasikan sistem penahanan yang terkenal kejam. Satu di antaranya yang terkenal yakni Penjara Sednaya, yang menjadi 'simbol' penghilangan paksa orang tanpa jejak.Pemerintah baru Suriah di bawah Presiden Ahmad Al Shara telah berjanji untuk menegakkan keadilan atas kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad.Diketahui, rezim Assad berakhir setelah digulingkan pada Bulan Desember oleh serangan kilat yang dipimpin oleh Hayat Tahrir Al Sham.Selama perang saudara di Suriah, semua pihak dituduh melakukan serangan terhadap warga sipil."Kami memiliki peta yang mencakup lebih dari 63 kuburan massal yang terdokumentasi di Suriah," kata Jalkhi, tanpa memberikan rincian lokasi, siapa yang menggalinya, atau siapa yang diduga dimakamkan di sana, menambahkan pekerjaan sedang dilakukan untuk membangun bank data orang hilang.Jalkhi mengungkapkan, sebuah konferensi nasional akan diadakan mengenai kebutuhan dan hak-hak keluarga orang hilang, untuk mempertemukan organisasi-organisasi Suriah dan internasional, dengan personel Suriah telah diberikan beasiswa Eropa di bidang kedokteran forensik dan dokumentasi.Ia menekankan, pekerjaan komisi tersebut "penting bagi proses keadilan transisi dan perdamaian sipil" dan menggambarkan masalah orang hilang sebagai "salah satu masalah paling rumit dan menyakitkan di Suriah".