Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Sudarnoto Abdul Hakim (dua kanan) didampingi Wakil Ketua Baznas RI Mokhamad Mahdun (empat kiri),memberikan keterangan pers usai penyambutan delegasi. Foto: Bayu Pratama S/Antara FotoKetua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mendukung keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk mengakui kemerdekaan Palestina. Upaya ini diharapkan bisa menghentikan agresi Israel atas Gaza, Palestina. Sebab, kemerdekaan Palestina baru bisa diwujudkan bila semua tentara Israel keluar dari Palestina dan menghentikan serangan."Saya sangat menghargai sikap Prancis yang dinyatakan oleh Presiden Macron untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Ini adalah langkah penting negara Barat/Eropa sebagai negara yang kemudian menolak penjajahan sebagaimana yang dilakukan oleh Israel dan membela kemerdekaan dan kedaulatan Palestina," kata Sudarnoto dalam keterangannya, Senin (28/7).Sudarnoto meminta Macron maupun negara Eropa lainnya tetap terus untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Mereka tidak boleh takut dengan kecaman dari Israel maupun Amerika Serikat."Saya sungguh berharap Prancis dan negara-negara Eropa lain tetap konsisten bersungguh-sungguh memegang teguh pembelaan terhadap Palestina. Jangan goyah karena dikecam oleh Israel dan Amerika," ujar Sudarnoto."Bahkan mungkin saja Israel dan Amerika akan memberikan ancaman dan tekanan serius dengan berbagai cara kepada Prancis. Karena itu Presiden Macron harus tetap teguh, jangan mundur," tambahnya.Ia juga meminta negara-negara lain mengambil langkah yang pasti untuk menghapus penjajahan Israel di Palestina. Ini berlaku untuk negara mana pun, terutama negara Muslim."Saya juga berharap agar negara-negara lain, terutama negara Muslim, perlu melakukan langkah yang lebih berani menghapus penjajahan Israel dan membela kemerdekaan Palestina. Indonesia pun juga perlu bersama Prancis dan semua negara pembela Palestina untuk perkuat diplomasi total dan intensif agar Israel mundur, buka blokade dan masifkan bantuan kemanusiaan, merdekakan Palestina, dan rekonstruksi Gaza," tuturnya.Prancis Dikecam AS dan IsraelPresiden Prancis Emmanuel Macron berencana mengakui kedaulatan Palestina. Rencananya hal itu akan diumumkan di hadapan Sidang Majelis Umum PBB September 2025.Namun, rencana itu mendapat kecaman Amerika Serikat (AS) dan Israel."Keputusan sembrono ini hanya akan menguntungkan propaganda Hamas dan menghambat perdamaian. Ini jadi tamparan di wajah para korban peristiwa 7 Oktober," kata Menlu AS Marco Rubio dalam tulisannya di X, dikutip dari Reuters, Jumat (25/7).Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengecam keputusan Macron mengakui Palestina sebagai negara. Menurutnya, langkah itu memberikan imbalan kepada teror dan berisiko menciptakan proksi Iran yang lain."Negara Palestina dalam kondisi seperti ini akan menjadi landasan peluncuran untuk memusnahkan Israel -- bukan untuk hidup damai berdampingan," kata Netanyahu."Mari kita perjelas: Palestina tidak menginginkan negara di samping Israel; mereka menginginkan sebuah negara selain Israel," kata Netanyahu lagi.