Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Annisa Pohan Yudhoyono (kanan) usai menghadiri malam kebersamaan YJI di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Minggu malam (27/7-2025). ANTARA/Nirkomala.MATARAM - Yayasan Jantung Indonesia (YJI) akan mencanangkan program pemeriksaan jantung gratis bagi siswa sekolah dasar (SD) sebagai bagian dari deteksi dini sekaligus edukasi kesehatan jantung pada anak. Program ini direncanakan mulai berjalan pada September 2025, menyasar sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia. “Pemeriksaan jantung gratis bagi siswa SD kami targetkan dimulai bulan September,” kata Ketua Umum YJI Annisa Pohan Yudhoyono, usai menghadiri Malam Kebersamaan YJI di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Antara, Minggu, 27 Juli. Acara tersebut diikuti oleh sekitar 147 perwakilan YJI dari berbagai daerah dan menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Festival Olahraga Masyarakat Indonesia (Fornas) VIII di NTB. Turut hadir juga Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Menurut Annisa, program ini akan dilakukan secara langsung ke sekolah dengan menggunakan alat pemeriksaan jantung portabel milik YJI. Dengan begitu, siswa tidak perlu datang ke fasilitas kesehatan. “Program ini lebih efektif untuk pencegahan. Kalau ditemukan sejak dini, pengobatannya bisa lebih cepat, mudah, dan murah,” ujarnya. Ia menjelaskan, selama dua tahun ke depan YJI akan berkeliling ke sekolah-sekolah dasar untuk melakukan skrining jantung sekaligus memberikan edukasi kepada anak-anak dan guru. Langkah ini dinilai krusial karena data menunjukkan bahwa penyakit jantung tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga mulai ditemukan pada anak-anak dan remaja. “Jika kelainan jantung terdeteksi sejak kecil, potensi menyelamatkan nyawa mereka akan jauh lebih besar dibandingkan baru diketahui di usia 20-an ke atas,” tambah Annisa. Program ini merupakan kelanjutan dari inisiatif YJI sebelumnya, yakni "Heart at School", yang fokus pada edukasi dan deteksi dini risiko jantung di kalangan remaja. Dalam kegiatan tersebut, para siswa juga diajarkan keterampilan dasar seperti bantuan hidup dasar (Basic Life Support) agar mampu menjadi agen perubahan dalam membudayakan gaya hidup sehat di lingkungan sekitar. Selain menyasar siswa, Annisa juga mengajak pemerintah daerah untuk membentuk lebih banyak cabang YJI di tingkat kabupaten/kota. Saat ini, YJI baru terbentuk di 147 wilayah. “Pembentukan YJI ini harus berdasarkan panggilan hati. Karena sifatnya sukarela, kehadirannya harus dilandasi oleh kemauan dan kepedulian terhadap isu kesehatan jantung,” tegasnya. Dalam kesempatan yang sama, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan dukungannya terhadap program YJI, khususnya dalam mendorong kampanye hidup sehat di kalangan anak-anak dan keluarga. Menurut AHY, penyakit jantung dipicu oleh banyak faktor, dan edukasi kesehatan sejak dini menjadi kunci untuk mencegahnya. “Ini bukan semata tugas pemerintah. Perlu ada sinergi dari seluruh elemen, mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga lembaga formal dan informal,” kata AHY. Ia berharap, lewat upaya bersama, masyarakat Indonesia dapat hidup lebih sehat, seimbang, dan produktif di masa depan.