Huawei Perkenalkan Sistem Komputasi AI CloudMatrix 384, Klaim Lebih Hebat dari Produk Tercanggih AS

Wait 5 sec.

Booth Huawei yang perkenalkan CloudMatrix 384 menjadi pusat perhatian dalam World Artificial Intelligence Conference (WAIC) (foto: x @iraqDMC)JAKARTA — Raksasa teknologi China, Huawei Technologies, memamerkan sistem komputasi kecerdasan buatan (AI) terbarunya yang diklaim mampu menandingi bahkan melampaui produk tercanggih dari Nvidia. Sistem bernama CloudMatrix 384 itu menjadi pusat perhatian dalam World Artificial Intelligence Conference (WAIC) yang digelar di Shanghai akhir pekan ini.CloudMatrix 384 resmi diperkenalkan ke publik untuk pertama kalinya dalam ajang WAIC, yang merupakan pameran teknologi AI terbesar di China. Booth Huawei dipadati pengunjung yang penasaran ingin melihat langsung teknologi mutakhir yang disebut-sebut akan merevolusi komputasi AI di dalam negeri dan bahkan menantang dominasi perusahaan teknologi Amerika.Menurut analis industri semikonduktor Dylan Patel dari SemiAnalysis, sistem CloudMatrix 384 dari Huawei layak disebut sebagai pesaing langsung bagi Nvidia GB200 NVL72, yang saat ini merupakan produk sistem AI tercanggih milik perusahaan AS tersebut. Patel bahkan mengatakan dalam artikelnya pada April lalu bahwa Huawei kini telah mencapai tingkat kapabilitas sistem AI yang bisa mengalahkan Nvidia.“CloudMatrix 384 menyatukan 384 chip AI terbaru milik Huawei, Ascend 910C, dan dari sisi sistem secara keseluruhan memiliki performa yang lebih baik dari Nvidia GB200 yang menggunakan 72 chip B200,” kata Patel dalam laporannya. "Keunggulan Huawei bukan dari kekuatan chip secara individu, tetapi dari desain sistem dan arsitektur tingkat lanjut."Huawei sendiri menyebut bahwa sistem ini menggunakan arsitektur “supernode” yang memungkinkan koneksi antar chip dalam kecepatan sangat tinggi, memberikan efisiensi dan kinerja komputasi yang lebih besar untuk tugas-tugas AI skala besar. Dalam konferensi tersebut, para staf Huawei menolak memberikan komentar langsung tentang detail teknis sistem ini, dan juru bicara perusahaan juga belum memberikan tanggapan resmi.Meskipun Huawei menghadapi berbagai hambatan perdagangan akibat pembatasan ekspor dari pemerintah Amerika Serikat, perusahaan ini tetap menjadi harapan utama China dalam menyediakan chip dan infrastruktur AI buatan dalam negeri. Bahkan CEO Nvidia, Jensen Huang, dalam wawancaranya dengan Bloomberg pada Mei lalu mengakui bahwa Huawei "bergerak sangat cepat" dan menyebut CloudMatrix sebagai bukti dari kemajuan mereka.CEO Huawei Cloud, Zhang Pingan, sebelumnya juga mengonfirmasi bahwa CloudMatrix 384 sudah digunakan secara aktif di platform cloud Huawei, yang menandai penerapan langsung sistem ini dalam berbagai layanan berbasis AI.Peluncuran ini juga menegaskan ambisi besar China untuk menjadi mandiri dalam teknologi kecerdasan buatan, terutama di tengah ketegangan geopolitik yang membatasi akses perusahaan-perusahaan China terhadap chip canggih dari Barat.Meski performa individual chip Huawei seperti Ascend 910C belum sekuat chip Nvidia secara satu per satu, namun sistem integrasi Huawei yang cerdas membuat keseluruhan perangkat mampu melampaui kompetitor dari segi efisiensi dan kekuatan sistem secara keseluruhan.Dengan CloudMatrix 384, Huawei tidak hanya menantang dominasi Nvidia di pasar global, tapi juga membuktikan bahwa inovasi teknologi dalam negeri bisa menjadi ujung tombak kemajuan AI nasional China. Kini, dunia teknologi menanti apakah sistem ini benar-benar mampu bersaing dalam skala global, atau hanya akan berjaya di dalam negeri.