Peringatan Bagi Penonton Sound Horeg Ancaman Gangguan Kesehatan Tinnitus hingga Saraf

Wait 5 sec.

Aktivitas festival sound horeg yang digelar di Kabupaten Tulungagung beberapa waktu lalu. ANTARA/HO - SolehTULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyebut fenomena "sound horeg" yang tengah marak di masyarakat berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, terutama tinnitus (denging telinga), gangguan tidur, stres, hingga gangguan keseimbangan saraf."Tidak hanya sound horeg, pada dasarnya semua aktivitas yang menggunakan pengeras suara dan melebihi ambang batas toleransi tubuh manusia berisiko mengganggu kesehatan," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Tulungagung, dr. Aris Setiawan dilansir ANTARA, Kamis, 31 Juli.Penggunaan pengeras suara dengan intensitas tinggi dapat membahayakan kesehatan, terlebih bila durasinya panjang dan dilakukan secara mobile di area permukiman.Menurutnya, ambang batas suara yang aman bagi orang dewasa maksimal 80 desibel, dan untuk anak-anak sekitar 70 desibel.Namun dalam praktiknya, kegiatan sound horeg bisa menghasilkan suara hingga 130 desibel.Ia menegaskan sound horeg memiliki potensi risiko lebih tinggi dibanding pertunjukan musik biasa. Karena aktivitas ini bersifat dinamis dan sering dilakukan secara keliling, sehingga warga yang tidak terlibat tetap bisa terpapar secara langsung.“Berbeda dengan konser yang statis dan hanya terdengar oleh penonton yang mendekat, sound horeg ini justru menyasar permukiman, sehingga dampaknya lebih luas,” ujarnya.Aris juga mengingatkan paparan suara berlebihan semacam ini dapat berdampak lebih serius bagi kelompok rentan seperti bayi, lansia, dan penderita penyakit tertentu.“Efeknya tidak langsung terasa, tetapi bisa bersifat kumulatif seperti paparan asap rokok atau polusi udara,” jelasnya.    Tapi Aris menegaskan pihaknya tidak bermaksud melarang hiburan masyarakat.Ia justru mendorong kesadaran bersama agar aktivitas hiburan tetap dilakukan dengan memperhatikan kenyamanan dan kesehatan lingkungan sekitar.“Kami hanya berharap masyarakat bisa saling menjaga, agar kegiatan yang dimaksudkan sebagai hiburan tidak justru menimbulkan dampak buruk bagi yang lain,” kata dia.