Pramono Klaim Kini Banyak yang Tawarkan Diri Jadi Pengelola JIS 

Wait 5 sec.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung/FOTO: Diah Ayu-VOI JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengklaim banyak pihak yang menawarkan diri menjadi pengelola Jakarta International Stadium (JIS) ketika dirinya memimpin Jakarta. Saat ini, JIS dikelola oleh BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro).Menurutnya, ketertarikan pihak luar untuk mengelola stadium berstandar internasional itu disebabkan oleh rencananya dalam memperbaiki akses maupun infrastruktur di kawasan tersebut."Sekarang banyak orang datang untuk meminta menjadi pengelola manajemen JIS. Itu menunjukkan bahwa dengan diatur seperti itu saja sudah banyak yang mau," kata Pramono di kawasan Stasiun BNI City, Jakarta Pusat, Kamis, 31 Juli.Pramono menguraikan sejumlah program yang ia wacanakan maupun sudah berjalan di JIS. Mulai dari pembangunan jembatan penghubung antara JIS dengan Ancol, menjadikan JIS sebagai kandang Persija, hingga mengadakan kegiatan lainnya di stadion yang dibangun oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu."Untungnya saya termasuk yang melanjutkan hal-hal yang baik dari gubernur siapapun itu. Sehingga dengan demikian saya yakin JIS tahun ke depan pasti akan menjadi tempat yang apa ya, tempat yang premium bagi warga Jakarta," jelasnya.Di sisi lain, Pramono juga ingin merestrukturisasi badan usaha milik daerah (BUMD) Jakarta. Menurut Pramono, sudah saatnya Pemprov DKI menata kembali tata kelola badan usahanya agar meningkatkan efisiensi, efektivitas, daya saing, dan kontribusi terhadap pendapatan daerah."Karena eranya sudah era keterbukaan, sekarang ini namanya restrukturisasi juga bukan sesuatu yang terlalu sulit. Saya tidak mau lagi ada BUMD yang dibuat hanya untuk kepentingan jangka pendek atau BUMD yang dibuat untuk penugasan, karena itu tidak membawa kesehatan bagi BUMD itu sendiri," ungkap Pramono.Pramono mencontohkan rencana restrukturisasi pada kinerja bisnis PT Jakpro. Di mana, BUMD tersebut terlalu banyak mendapat penugasan yang akhirnya berdampak pada beban perusahaan itu sendiri."Maka, tidak ada lagi misalnya penugasan Jakpro untuk JIS, Jakpro untuk Velodrome, Jakpro untuk apa lagi, yang begitu-begitu. Ya, sekarang tidak jadi masalah. Tapi kalau kemudian tidak diselesaikan, bisa menjadi masalah," imbuhnya.