Iran di Ambang Krisis Air yang Parah

Wait 5 sec.

ILUSTRASI UNSPLASH/hosein charbaghiJAKARTA - Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan tentang konsumsi air yang berlebihan. Masoud mengatakan konsumsi air tersebut tidak dapat ditoleransi oleh negara dan dapat menyebabkan Teheran menghadapi kekurangan air yang parah pada September.Menghadapi salah urus sumber daya dan konsumsi berlebihan, Iran berulang kali menghadapi kekurangan listrik, gas, dan air selama bulan-bulan puncak permintaan."Di Teheran, jika kita tidak mampu mengelola dan masyarakat tidak bekerja sama dalam mengendalikan konsumsi, bendungan-bendungan tidak akan memiliki air pada bulan September atau Oktober," ujar Pezeshkian dilansir Reuters, Kamis, 31 Juli.Negara ini telah menghadapi kondisi kekeringan selama lima tahun terakhir, menurut direktur Organisasi Perlindungan Lingkungan Sheena Ansari. Organisasi Meteorologi mencatat penurunan curah hujan sebesar 40% selama empat bulan terakhir dibandingkan dengan rata-rata jangka panjang."Mengabaikan pembangunan berkelanjutan telah menyebabkan kita menghadapi berbagai masalah lingkungan seperti tekanan air," ujar Ansari kepada media pemerintah pada Kamis.Konsumsi air yang berlebihan merupakan tantangan besar bagi pengelolaan air di Iran. Kepala perusahaan air dan air limbah provinsi Teheran, Mohsen Ardakani, mengatakan kepada kantor berita Mehr bahwa 70% penduduk Teheran mengonsumsi lebih dari standar 130 liter per hari.  Pengelolaan sumber daya alam telah menjadi tantangan kronis bagi pihak berwenang, baik dalam hal konsumsi gas alam maupun penggunaan air, karena solusinya membutuhkan reformasi besar, terutama di sektor pertanian yang menyumbang hingga 80% konsumsi air.Pada Rabu, Pezeshkian menolak usulan pemerintah untuk menetapkan hari libur pada Rabu atau liburan selama satu minggu selama musim panas, dengan mengatakan penutupan adalah upaya menutup-nutupi dan bukan solusi untuk masalah kekurangan air.Pada musim panas 2021, protes terhadap kekurangan air terjadi di Iran barat daya.