Trailer film animasi Jumbo dirilis di XXI Plaza Senayan, Rabu (12/2/2025). Foto: IstimewaPT Nusantara Sejahtera Raya Tbk atau Cinema XXI (CNMA) mengantongi pendapatan Rp 2,8 triliun, dengan laba bersih sebesar Rp 324 miliar pada Semester I 2025. Perseroan juga mencatat EBITDA sebesar Rp 842,4 miliar.Kinerja pada semester pertama tahun 2025 ini didorong oleh total jumlah penonton yang mencapai 42,5 juta penonton. Dengan total penonton pada kuartal kedua melonjak lebih dari dua kali lipat dari kuartal pertama.Kontributor terbesar datang dari film animasi nasional, JUMBO, yang mencetak rekor sebagai film Indonesia terlaris sepanjang masa dengan jumlah penonton mencapai lebih dari 10 juta. Disusul oleh film Pabrik Gula dengan 4,7 juta penonton, dan film Petaka Gunung Gede dengan jumlah 3,2 juta penonton. Secara total, film lokal berkontribusi lebih dari 65 persen terhadap total jumlah penonton Cinema XXI.“Stabilitas kinerja Perseroan merupakan hasil dari efektivitas implementasi strategi yang terarah dan adaptif terhadap dinamika industri, serta penguatan jaringan operasional secara konsisten dan berkelanjutan,” kata Direktur Utama Cinema XXI, Suryo Suherman, melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (28/7).Ia pun menambahkan, tingginya minat masyarakat terhadap hiburan berkualitas turut berkontribusi pada peningkatan kinerja Cinema XXI.Adapun kontribusi pendapatan Cinema XXI masih ditopang oleh dua lini bisnis utama, yakni dari penjualan tiket bioskop yang menyumbang 62,4 persen dan dari penjualan makanan serta minuman sebesar 33,6 persen. Suryo mengungkapkan bahwa penjualan produk makanan menunjukkan tren peningkatan selama periode ini.Hal itu dilihat dari rata-rata spend per head (SPH) untuk makanan dan minuman naik menjadi sekitar Rp 25.000, dibanding sekitar Rp 23.000 pada pada periode yang sama tahun lalu.“Peningkatan SPH ini menjadi indikator penting bahwa minat penonton terhadap produk F&B kami terus tumbuh secara sehat,” jelas Suryo.Di sisi lain, pada kuartal kedua 2025, Cinema XXI juga kembali mendistribusikan dividen final untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 4 per saham, dengan total pembayaran mencapai Rp 333 miliar. Sebelumnya, perseroan telah menyalurkan dividen interim senilai Rp 5 per saham pada November 2024. Dengan demikian, total dividen yang dibayarkan mencapai Rp 9 per saham, setara dengan 103 persen dari rasio pembayaran dividen untuk tahun buku tersebut.“Pembagian dividen merupakan bentuk komitmen Perseroan untuk memberi nilai tambah kepada para pemegang saham sembari menjaga kesehatan posisi keuangan dan keberlanjutan pertumbuhan Perseroan,” tutur Suryo.