Musim Kemarau Masih Sering Hujan, Pemprov DKI Terus Antisipasi Kasus DBD

Wait 5 sec.

Petugas mengasapi kawasan pemukiman untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD). (Antara Foto-Iggoy el Fitra)JAKARTA - Wakil Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia (Lies) mengaku Pemprov DKI masih meningkatkan antisipasi penyebaran nyamuk demam berdarah saat ini. Sebab, wilayah Jakarta masih sering diguyur hujan meski telah memasuki musim kemarau. "Ini kita lihat ya pola musim, pola cuacanya Jakarta ini agak berbeda dari biasanya. Curah hujannya masih cukup tinggi, padahal sudah di bulan kemarau, sehingga kita terus harus antisipasi DBD," kata Lies kepada wartawan, Senin, 28 Juli. Biasanya, kasus DBD di Jakarta mencapai puncaknya di bulan April-Mei. selanjutnya, tren kasus kembali menurun hingga akhir tahun. Meski diakui Lies angka kasus DBD saat ini sudah mulai menurun, namun faktanya terjadi pelambatan penurunan kasus dari biasanya. "Kewaspadaan terhadap DBD kita memang harus kita jaga terus nih, walaupun sudah lewat musimnya yang biasanya karena turunnya DBD, walaupun turun tapi turunnya belum curam seperti kalau kita lihat di tahun-tahun sebelumnya," ujar dia.  Oleh sebab itu, Dinas Kesehatan DKI terus melakukan sosialisasi 3M plus kepada masyarakat, mulai dari menguras tempat penampungan air, menutup wadah air, dan mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Selain itu, diperlukan juga langkah-langkah pencegahan lain, seperti penggunaan kelambu, obat anti-nyamuk, dan menjaga kebersihan lingkungan. "Plusnya menggunakan intervensi biologis bisa misalnya tanam pohon yang mengusir nyamuk. Kemudian tebarkan ikan ya di tempat penampungan air yang tak bisa dikuras," jelas Lies. Kemudian, kita bisa pakai larvasi dasi untuk mencegah pertumbuhan jentik agar tidak kemudian menetas jadi nyamuk dewasa," tandasnya.