Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini. (ANTARA/HO Kementerian Pariwisata)JAKARTA - Pariwisata regeneratif merupakan pendekatan baru dalam industri perjalanan yang tak hanya berfokus pada pelestarian, tetapi juga pemulihan lingkungan serta pemberdayaan masyarakat lokal.Tidak sebatas "tidak merusak", konsep ini mendorong wisatawan dan pelaku industri untuk memberi dampak positif terhadap destinasi yang dikunjungi baik dari sisi alam, budaya, maupun sosial.Di tengah tren global akan kesadaran lingkungan dan keinginan untuk berwisata secara bertanggung jawab, pendekatan regeneratif menjadi sorotan dalam pengembangan pariwisata masa depan, termasuk di Indonesia.Menanggapi perkembangan ini, pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmennya untuk mengangkat nilai-nilai pariwisata regeneratif. Keberagaman budaya, kekayaan alam, dan keramahan lokal diposisikan sebagai keunggulan yang ditawarkan kepada wisatawan internasional.Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata, Ni Made Ayu Marthini, yang menyebutkan bahwa pendekatan regeneratif menjadi salah satu nilai utama yang terus dikomunikasikan dalam promosi pariwisata nasional."Kami tetap fokus mengkomunikasikan nilai tambah yang dimiliki Indonesia, seperti keberagaman budaya, alam, dan kualitas layanan yang lebih terfokus pada pariwisata regeneratif," kata Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata Ni Made Ayu Marthini seperti dikutip ANTARA.Kampanye “Wonderful Indonesia” yang digelar sepanjang tahun menjadi media untuk mengajak wisatawan berkontribusi dalam pelestarian budaya dan alam Indonesia. Tujuannya tidak sekadar meningkatkan kunjungan, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya wisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.Dalam upaya memperluas jangkauan, pemerintah menjalin kerja sama aktif dengan agen perjalanan dari berbagai negara serta menawarkan bentuk dukungan strategis yang mempermudah kolaborasi promosi. Made menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan operator wisata internasional agar pemasaran pariwisata Indonesia tetap kompetitif.Rangkaian promosi juga digencarkan melalui ke hadiran tim “Wonderful Indonesia” di berbagai negara seperti Jerman, Italia, Malaysia, dan beberapa kota besar di Asia Tenggara. Dalam waktu dekat, promosi serupa dijadwalkan berlangsung di Korea, Tiongkok, India, Inggris, hingga Amerika Serikat.Selain promosi, pemerintah juga mempermudah akses masuk bagi wisatawan mancanegara. Salah satunya melalui perluasan cakupan fasilitas visa saat kedatangan (visa on arrival) dan potensi kebijakan bebas visa sementara bagi negara-negara tertentu. Penambahan rute penerbangan langsung dari pasar utama juga tengah diupayakan guna meningkatkan konektivitas dan kenyamanan perjalanan.Untuk tetap selaras dengan kebutuhan dan ekspektasi wisatawan global, Kementerian Pariwisata secara aktif memantau tren dan isu yang berkembang melalui kanal digital serta media sosial. Komunikasi dua arah dengan wisatawan dianggap krusial dalam menjaga kepercayaan dan transparansi.Menurut Made, Indonesia tetap menjadi destinasi yang aman dan terbuka bagi wisatawan internasional, meskipun ada dinamika politik atau konflik di kawasan regional. Pemerintah pun terus memantau situasi dan menyiapkan langkah-langkah antisipasi bila terjadi perubahan signifikan dalam pola kunjungan lintas negara.Dengan pendekatan yang adaptif dan strategi yang menyeluruh, pemerintah berharap Indonesia semakin dikenal sebagai destinasi unggulan di Asia Tenggara—bukan hanya karena keindahan alam dan budayanya, tetapi juga karena komitmen dalam membangun pariwisata yang berdampak positif.Sebagai bentuk tanggung jawab, Indonesia juga mengatur penyelenggaraan usaha pariwisata melalui peraturan yang menjamin aspek keselamatan, kesehatan, dan perlindungan bagi wisatawan. Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nomor 13 Tahun 2020 menjadi payung hukum yang mengatur standar kegiatan usaha berbasis risiko, termasuk penguatan protokol keselamatan di destinasi wisata.