Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. (Sumber: KCNA)JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan negaranya akan meraih kemenangan dalam pertempuran "anti-imperialis dan anti-AS", bertepatan dengan peringatan gencatan senjata Perang Korea, lapor media pemerintah pada Hari Minggu.Pemimpin Kim "menegaskan, negara kita dan rakyatnya pasti akan mencapai tujuan mulia membangun negara yang kaya dengan militer yang kuat dan menjadi pemenang terhormat dalam pertempuran anti-imperialis dan anti-AS," demikian dilaporkan kantor berita pemerintah KCNA, merujuk pada kunjungannya ke museum perang sehari sebelumnya, dilansir dari Reuters 28 Juli.Pemimpin Kim juga mengunjungi tugu peringatan untuk menghormati para veteran Perang Korea 1950-53 termasuk Menara Persahabatan untuk mengenang tentara Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok yang bertempur bersama Korea Utara, dan bertemu dengan tentara di resimen artileri untuk merayakan hari tersebut, kata media pemerintah KCNA.Korea Utara menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan Amerika Serikat dan Tiongkok pada 27 Juli 1953, yang mengakhiri pertempuran dalam perang tiga tahun tersebut.Para jenderal AS menandatangani perjanjian tersebut mewakili pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang telah mendukung Korea Selatan.Korea Utara menyebut 27 Juli sebagai "Hari Kemenangan" meskipun gencatan senjata menghasilkan perbatasan yang membagi Semenanjung Korea secara merata, setelah kedua belah pihak telah mencapai kemajuan besar selama perang.Di sisi lain, Korea Selatan tidak memperingati hari tersebut dengan peristiwa besar apa pun.Namun, dalam pidato yang dibacakan pada Hari Minggu dalam upacara peringatan untuk menghormati para veteran Perang Korea di Washington, D.C., Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung berjanji untuk semakin mempererat aliansi negaranya dengan Amerika Serikat dan melindungi kebebasan dan perdamaian."Melalui upaya di berbagai bidang termasuk politik, ekonomi, keamanan, dan budaya, kami akan semakin memperkuat aliansi mulia Korea Selatan-AS yang ditempa dengan darah dan melakukan lebih banyak upaya untuk dengan tegas melindungi kebebasan dan perdamaian di Semenanjung Korea," kata Presiden Lee.Korea Utara kini bertempur bersama Rusia dalam perang di Ukraina. Ribuan tentara Korea Utara dikerahkan ke wilayah Kursk Rusia, sementara Pyongyang juga telah memasok amunisi kepada Rusia.Sementara itu, Korea Selatan mengatakan mereka mungkin akan mengerahkan lebih banyak pasukan pada Bulan Juli atau Agustus.