Anwar Ibrahim Akui Peran AS dan China di Perundingan Damai Kamboja-Thailand

Wait 5 sec.

PM Malaysia Anwar Ibrahim saat memberikan policy speech di Sekretariat ASEAN, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparanPerdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengakui keberhasilan gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand tidak lepas dari keterlibatan aktif Amerika Serikat dan China. "Dengan partisipasi Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump yang terlibat langsung berbicara dengan kedua perdana menteri, hal itu tentu mendorong dan membantu memfasilitasi kesepakatan tersebut. Dan kemudian China, dengan partisipasi aktif mereka, juga membantu memfasilitasi kedua pihak untuk menyepakati gencatan senjata segera dan tanpa syarat," ujar Anwar saat memberikan policy speech di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Selasa (29/7).Ia menyebut keterlibatan dua kekuatan besar dunia itu menjadi bukti kuatnya daya tarik diplomasi ASEAN dalam meredam konflik kawasan. "Hal ini mencerminkan tidak hanya kekuatan ASEAN sebagai tuan rumah perundingan, tetapi juga keterlibatan konstruktif yang telah kita bicarakan selama beberapa dekade dengan para mitra untuk menjaga stabilitas kawasan," tambahnya.PM Malaysia Anwar Ibrahim didampingi PM Kamboja Hun Manet dan Plt PM Thailand Phumtham Wechayachai memberikan keterangan pers usai perundingan mediasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja, di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7/2025). Foto: MOHD RASFAN/Pool via REUTERSAnwar menyinggung kesepakatan gencatan senjata merupakan keberhasilan Malaysia sebagai Ketua ASEAN 2025 dalam memfasilitasi pertemuan antara Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Plt Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai di tengah meningkatnya ketegangan di perbatasan. Meski demikian, Anwar juga menyebut keberhasilan perundingan tak lepas dari konsistensi ASEAN dalam menjunjung dialog dan kerja sama. "Kehadiran dan kerja sama semua pihak menegaskan bahwa perdamaian paling baik dicapai melalui dialog, saling menghormati, dan komitmen bersama untuk menjaga stabilitas," kata Anwar.Ia pun memuji sikap kenegarawanan pemimpin Thailand dan Kamboja, serta Trump dan Xi Jinping atas keterlibatan mereka untuk meredam konflik di perbatasan."Saya memuji Perdana Menteri Hun Manet dari Kamboja dan Pelaksana PM Phumtham dari Thailand atas sikap kenegarawanan mereka, serta Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping atas keterlibatan konstruktif mereka," tuturnya.Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) berjabat tangan dengan Presiden China Xi Jinping (kanan) pada pertemuan bilateral di KTT G20 di Osaka, Jepang. Foto: REUTERS / Kevin LamarqueKendati demikian, Anwar menegaskan momentum ini menjadi pengingat penting bagi ASEAN untuk terus memegang prinsip sentralitas, persatuan, dan kemandirian dalam menghadapi dinamika geopolitik global. "Dalam dunia yang makin terpolarisasi, ASEAN harus terus memanfaatkan kekuatan diplomasi untuk mendorong dialog, kepercayaan strategis, dan kerja sama yang bermakna," ujarnya.Konflik di perbatasan Thailand-Kamboja mereda usai kedua pemimpin bertemu dan menyepakati gencatan senjata di Malaysia. Namun, tak sampai 24 jam, Thailand menuduh Kamboja melanggar kesempatan senjata melepaskan tembakan ke sejumlah wilayah.Anwar mengakui sempat ada bentrokan yang terjadi tak lama setelah penerapan gencatan senjata di perbatasan. Namun, dia menjamin bentrokan itu berhasil diatasi."Ada bentrokan kecil yang telah diselesaikan ketika para komandan bertemu. Saya mendapatkan informasi terbaru. Saya dan Presiden Prabowo meminta untuk berbicara dengan kedua perdana menteri. [Masalahnya] sudah selesai," kata Anwar lagi.