Harapan Sal Priadi untuk Skena Musik Lokal di Malang

Wait 5 sec.

Sal Priadi (Ivan Two Putra/VOI)JAKARTA - Sal Priadi punya kebanggaan tersendiri ketika bicara tentang Malang, kota kelahirannya. Di Kota Apel, penyanyi-penulis lagu 33 tahun itu memulai perjalanan musiknya, hingga mencapai popularitas nasional.Baru-baru ini, Sal tampil dalam gelaran BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo. Meski lokasi penyelenggaraan di Amphitheater Jiwa Jawa Resort Bromo masuk wilayah administratif Probolinggo, festival ini jadi salah satu kebanggaan musisi Malang—karena lokasinya yang bersebelahan.“Jazz Gunung salah satu festival yang legendaris. Sering banget dengar tenan-teman dari Malang main di sini. Jadi, saya selaku pengin lah main di sini, dan akhirnya hari ini terwujud,” kata Sal, ditemui di sela penampilannya.Sal melihat Malang punya potensi musik yang besar. Jazz Gunung di Bromo yang sudah digelar sebanyak 17 edisi tentunya peranan penting. Namun, ia berharap ada lebih banyak festival musik.“Apakah festivalnya cukup di Malang? Semakin banyak festival dan semakin beragam tentunya akan semakin baik,” ujar Sal.“Harapannya itu bukan cuma jazz, tapi ada yang lain kayak musik eksperimental, elektronik, bahkan noise punya festivalnya sendiri-sendiri,” imbuhnya.Sebagai musisi lokal yang mampu menembus pasar nasional, pelantun “Dari planet lain” itu meyakini potensi musisi Malang akan semakin baik dengan adanya dukungan bagi seluruh jenis musik.“Kalau Malang bisa menghasilkan berbagai macam festival dengan berbagai macam genre, aku rasa akan lebih sejuk lah suasana musik di Malang,” katanya.Sebagai informasi, Malang tercatat telah melahirkan nama-nama besar di industri musik Indonesia, antara lain Ian Antono, Abadi Soesman, Totok Tewel, Kris Dayanti, Yuni Shara, dan Sal Priadi.Beberapa talenta lain dan grup musik juga berasal dari sana, seperti Keisya Levronka, Coldiac, The Rentenir, Adi Alam, Girl And Her Bad Mood, re:NAN, Terapi Minor, hingga Dazzle.