Google Sulap 2 Miliar HP Android Jadi Alat Deteksi Gempa

Wait 5 sec.

Aplikasi Android Earthquake Alerts (AEA) Google. Foto: Dok. GoogleSejak diluncurkan pada tahun 2020, sistem Android Earthquake Alerts (AEA) Google telah berkembang pesat, memungkinkan 2,3 miliar pengguna handphone dan smartwatch Android menerima peringatan guncangan seismik di sekitar.Hal ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti Google dan risetnya diterbitkan di jurnal Science pada 17 Juli 2025. Sistem AEA membuat ponsel tidak hanya memberikan peringatan, sensornya juga membantu mendeteksi gempa bumi yang terjadi.Antara tahun 2021 hingga 2024, sistem AEA menangkap lebih dari 11.000 gempa melalui akselerometer smartphone dan mengeluarkan lebih dari 1.200 peringatan kepada pengguna Android di 98 negara."Gempa bumi merupakan ancaman yang terus-menerus bagi masyarakat di seluruh dunia. Meski kita sudah cukup mahir dalam mengetahui di mana gempa kemungkinan terjadi, kita masih menghadapi konsekuensi yang menghancurkan ketika gempa terjadi," tulis perwakilan Google dalam sebuah pernyataan, dikutip Live Science.Para peneliti Google merancang sistem AEA menggunakan akselerometer smartphone dan smartwatch untuk mendeteksi gelombang P yang bergerak cepat, yang biasanya mendahului gelombang S yang lebih merusak saat gempa.Gelombang P atau gelombang primer adalah jenis gelombang seismik yang merupakan gelombang pertama yang terdeteksi oleh seismograf setelah terjadinya gempa bumi. Sementara Gelombang S atau gelombang sekunder adalah jenis gelombang seismik yang bergerak lebih lambat daripada gelombang P dan hanya dapat merambat melalui zat padat.Dengan menggunakan jaringan sensor ini, AEA dapat memperkirakan besarnya gempa bumi dan lokasinya, lalu mengirimkan peringatan kepada pengguna di zona bahaya.Foto udara rumah-rumah warga yang hancur akibat gempa 7,4 pada skala richter (SR) di Perumnas Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10). Foto: ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A"Bagaimana jika kita bisa memberi orang-orang beberapa detik peringatan berharga sebelum gempa dimulai? Detik-detik itu bisa menjadi waktu yang cukup untuk turun dari tangga, menjauh dari benda-benda berbahaya, dan berlindung," jelasnya.Tantangan yang saat ini dihadapi adalah akselerometer ponsel kurang akurat dibandingkan seismometer, sehingga para peneliti menggabungkan data dari perangkat Android yang banyak digunakan dan pencatatan data gerakan bawaan mereka.AEA beroperasi di beberapa negara, termasuk Yunani, Turki, Amerika Serikat, Jepang, dan Indonesia. AEA telah mengeluarkan 1.279 peringatan hingga Maret 2024.Sistem ini pernah memberikan tiga peringatan yang salah, dua dipicu oleh badai petir dan satu oleh peristiwa notifikasi massal yang tidak terkait dengan gempa tapi dipicu oleh getaran sejumlah HP."AEA menunjukkan bahwa HP yang tersebar di seluruh dunia dapat digunakan untuk mendeteksi gempa bumi dan mengeluarkan peringatan dalam skala besar dengan efektivitas yang sebanding dengan sistem nasional yang sudah mapan," tulis para peneliti dalam studi tersebut.Baru-baru ini, gempa bumi besar juga mengguncang wilayah Rusia, tepatnya di Semenanjung Kamchatka pada Rabu (30/7) dengan kekuatan 8,8 magnitudo yang memicu tsunami di Samudra Pasifik.Saat gempa besar seperti ini terjadi, sistem AEA menjadi sangat relevan. Hal ini karena berbasis ribuan handphone di wilayah yang rawan, sistem ini memungkinkan deteksi dalam hitungan detik, memberi Waktu berharga untuk evakuasi atau mencari tempat aman sebelum gelombang besar datang.Reporter: Muhamad Ardyansyah