Gen Z Wajib Coba! Festival di Bandung Ini Gabungkan Agenda Seru hingga dan Kuliner Unik

Wait 5 sec.

Come See Mie Fest 2025 di Bandung, Jawa Barat. (Adelia/VOI)BANDUNG - Bandung selalu punya daya tarik tersendiri bagi generasi muda. Kota ini tak hanya dikenal dengan alamnya yang indah dan kuliner yang menggoda, tapi juga menjadi ruang tumbuhnya berbagai kreativitas dan ekspresi kaum muda. Tak heran jika berbagai kegiatan berbasis pengalaman (experiential events) sering digelar di kota ini, khususnya yang menyasar generasi Z, yakni kelompok usia yang kini mendominasi populasi produktif Indonesia.Salah satu tren yang mencolok di kalangan Gen Z adalah kecenderungan mencari aktivitas yang bukan hanya seru, tapi juga multi-sensorial. Artinya, mereka ingin lebih dari sekadar datang dan melihat.Mereka ingin mencoba, bermain, merasakan, hingga membagikan pengalaman itu ke media sosial. Ini yang melahirkan fenomena experience economy, di mana pengalaman pribadi dianggap lebih berharga dibandingkan sekadar membeli barang.Sebuah festival yang digelar baru-baru ini di Kiara Artha Park, Bandung, tampaknya memahami kebutuhan ini. Di sana, para pengunjung diajak mengeksplorasi berbagai wahana bermain yang tidak biasa.Ada kotak kejutan yang berisi figur koleksi edisi terbatas, zona komik raksasa yang bisa dilalui sambil memilih alur cerita sendiri, hingga area permainan interaktif yang memancing adrenalin sekaligus tawa.“Anak muda zaman sekarang ingin sesuatu yang unik dan personal. Mereka senang tantangan, tapi juga ingin mengabadikan momen tersebut secara visual,” ujar Katria Arintya Anindyantari, Head of Marketing Food WINGS Group Indonesia, saat ditemui di Kiara Artha Park, Bandung pada Jumat, 1 Agustus 2025.Hal ini terlihat dari antusiasme pengunjung mengantre untuk masuk ke dalam Expression Box, sebuah ruangan LED interaktif yang dibuat khusus untuk konten media sosial.Expression room. (Adelia/VOI)Tidak hanya bermain, pengunjung juga diajak menantang diri lewat pengalaman kuliner yang out of the box. “Lucu banget, karena ada kompetisi kecil-kecilan,” kata Katria.Ada pula menu creation spesial yang hanya tersedia selama event berlangsung. Menu-menu ini tidak dijual bebas di pasaran, sehingga menciptakan rasa penasaran.Konsep “braver and bolder” tampaknya menjadi benang merah acara ini. Menurut pihak penyelenggara, makna “braver” tercermin dari beragam aktivitas eksploratif yang mendorong pengunjung mencoba hal baru, sementara “bolder” merujuk pada inovasi rasa dan pengalaman kuliner yang berani tampil beda"Kami ingin menghadirkan sesuatu yang bisa dinikmati semua indra, dari visual, rasa, hingga atmosfer,” jelas Katria.Bandung dipilih bukan tanpa alasan. Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat populasi Gen Z terbesar di Indonesia, terutama karena banyaknya perguruan tinggi dan komunitas kreatif yang tumbuh di sini. Fakta bahwa tahun sebelumnya event serupa dihadiri lebih dari 37 ribu pengunjung menjadi indikator kuat bahwa pasar Bandung sangat potensial.“Bandung bukan hanya kota yang penuh anak muda, tapi juga punya karakter eksploratif yang sejalan dengan semangat acara ini,” tambahnya.Menariknya lagi, setiap kota yang dikunjungi oleh festival ini memiliki nuansa yang sedikit berbeda. Meskipun identitas utama tetap dibawa, seperti kolaborasi dengan kreator lokal dan suguhan menu khas, konsep event di tiap kota bisa disesuaikan agar lebih relevan dengan karakter lokal. Setelah Bandung, rencananya festival ini akan menyambangi kota lain seperti Jogja, Jakarta, dan Surabaya.Bagi pengunjung yang memperhatikan aspek halal, pihak penyelenggara juga memastikan bahwa seluruh produk yang disajikan telah memenuhi standar halal sejak awal. Bahkan, sejak produk pertama kali diluncurkan, sertifikasi halal sudah menjadi bagian dari sistem keamanan pangan mereka. “Kami tidak hanya bicara halal sebagai formalitas, tapi memang menjadikannya bagian dari proses produksi sejak hulu sampai hilir,” jelas Katria.Melalui kegiatan semacam ini, anak muda tak hanya disuguhkan hiburan, tapi juga ruang untuk mengekspresikan diri, membangun kenangan, dan merasakan pengalaman yang otentik. Dalam dunia yang makin digital dan cepat berubah, kegiatan yang bisa menyatukan pengalaman fisik dan sosial seperti ini, jelas punya tempat tersendiri di hati generasi sekarang.“Bagi Gen Z, pengalaman adalah mata uang baru. Mereka rela menunggu, antre, bahkan menempuh perjalanan jauh, asalkan bisa merasakan sesuatu yang baru dan personal." tutur Katria.